Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Belanja Nyaman di Buka Gudang Gramedia

18 Oktober 2023   17:53 Diperbarui: 18 Oktober 2023   17:58 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuansa  Merah: dokpri 

Berita mengenai Buka Gudang Gramedia sudah beberapa kali saya baca dan dengar dengan segala keseruannya. Salah satunya adalah ramainya pembeli dan suasana lokasi yang kurang nyaman, yaitu ruangan yang tidak memiliki pendingin ruangan alias AC sehingga menyebabkan pengunjung kepanasan. 

Namun pengalaman saya berkunjung ke sana sedikit berbeda.   Begini kisahnya.

Dengan bus kesayangan Trans Jakarta rute no. 8 dari Pasar Baru ke Lebak Bulus saya menuju  kawasan Jalan Panjang dan turun di Halte Kebon Jeruk.  Tepat di seberang halte sudah tampak gedung Kompas Gramedia.  Wah sudah lumayan lama saya tidak pernah ke sini, mungkin sekitar 10 tahun dan ingat dulu pernah menyambangi seorang teman di Majalah Intisari.

Zebra Cross: dokpri
Zebra Cross: dokpri

Dari halte Busway sudah terlihat spanduk besar bertuliskan  Buka Gudang Gramedia, Harga Mulai Rp. 5000 dengan Periode 1 s/d 3 Oktober. 2023.   Tepat di depan gedung ada zebra cross dengan lampu pengatur lalu lintas. Juga terlihat ada sebuah Mikrotrans Janklingko yang lewat, tetapi terlihat tidak ada penumpangnya.  

Menyeberangi jalan yang lumayan ramai ini, tentunya lebih baik menunggu lampu menjadi hijau. Namun walau lampu sudah hijau, kita harus tetap waspada dan hati-hati, karena budaya berlalu lintas di negeri ini tampaknya masih belum sampai tingkat mendahulukan pejalan kaki. 

Walau lampu sudah hijau buat pejalan kaki dan merah buat kendaraan, masih banyak kendaraan roda dua atau empat yang tetap melintas walau ada sebagian yang berhenti.  Setelah yakin mereka berhenti dan memberi jalan, barulah pejalan kaki bisa menyeberang dengan aman dan nyaman.

Nuansa  Merah: dokpri 
Nuansa  Merah: dokpri 

Nuansa merah tampak dominan di jalan Panjang ini. Spanduk merah, tenda-tenda berwarna merah, hingga traffic cone yang juga berwarna merah dan bahkan Mikrotrans atau mikrolet Jaklingko yang dicat warna merah.   

Merah yang memberi saya semangat untuk mampir sejenak melihat0lihat buku apa yang bisa dibeli dengan harga obral 5 Ribu Rupiah, atau ini hanya Marketing Gimmick dari Gramedia?

Di depan gedung yang berdinding kaca, juga ada stiker bundar dalam ukuran raksasa dengan isi pesan yang sama. Kali ini lebih jelas terbaca bahwa tanggal 1-5 Oktober khusus untuk Mitra Gramedia dan juga dengan syarat selama persediaan masih ada.

Suasana di dalam gudang: dokpri
Suasana di dalam gudang: dokpri

Saya masuk ke dalam ruangan.  Di dalam ada beberapa meja dan ribuan buka tamak berserak. Di bagian bawah tampak tersusun rapi, sementara di bagian atas sudah tidak teratur lagi karena bekas diacak0acak oleh pengunjung. 

Sejenak saya menyapu pandangan ke ruangan. Ada sekitar 10 meja dengan buku-buku. Ada sebuah kaunter kasir dengan mbak yang manis siap melayani pembeli. Ada dua orang yang sedang antre untuk membayar.  

Suasana tidak terlalu ramai, saya sempat menghitung di ruangan depan ini, hanya ada kurang dari 10 pelanggan.  Di dekat meja kasir juga ada lemari pendingin yang menjual minuman dalam kemasan lengkap dengan daftar harganya. Ada yang hanya 3000 rupiah dan ada yang sampai 9 ribu rupiah.  Rupanya karena cuaca yang panas, banyak juga yang membeli minuman dingin ini. 

Saya mulai menjelajah satu persatu meja buku dan meluihat0lihat buku apa saja yang dipajang. Ada novel, ada buku travelling, ada juga buku Sejarah, biografi, buku agama. Dan juga buku motivasi serta Pelajaran akuntansi.   

Sejenak saya tenggelam melihat judul buku dan ringkasan nya di halaman belakang sambil melihat harga-harga buku setelah didiskon.  Ternyata yang harga 5000 sama sekali tidak ada karena itu untuk buku yang harga aslinya di bawah 20 atau 25 ribu.   

Akhirnya saya menemukan sebuah cerita travelling dengan harga 20 ribu, sebuah novel mengenai seorang penyintas Tsunami Aceh yang kemudian harus mengalami Tsunami di Jepang dan juga bencana di Fukushima serta buku Sejarah mengenai Orang-orang yang setia kepada Dinasti Ming.

Tiga buku ini totalnya seharga 70 rbu rupiah saja. Akhirnya saya beli walau sebenarnya di rumah saya masih [punya banyak buku yang sudah dibeli tetapi belum sempat dibaca dengan tuntas. Tetapi tentu saja tidak asyik sudah jauh-jauh datang ke Kebon Jeruk tetapi tidak membeli buku yang harganya sangat miring ini.  Gairah Masyarakat untuk membaca buku sekarang memang sudah menurun dengan banyaknya informasi di internet. 

Saya juga sepat mengintip ruangan yang ada di bagian dalam. Ternyata isinya kebanyakan komik dan majalah untuk anak-anak. Di sini kebanyakan yang belanja adalah ibu-ibu baik yang datang sendiri maupun bersama anak-anak mereka.

Singkat kata perjalanan saya pun tidak sia-sia.  Dengan datang ke Buka Gudang di waktu pagi atau siang, saya terhindar dari ramainya pengunjung bila datang di akhir pekan atau sore hari sesudah jam kantor selesai.   Saya pun dapat berbelanja dengan cukup nyaman walau hanya ditemani oleh kipas angin saja.

Yuk datang dan melihat-lihat Buka Gudang di Gramedia Kebon Jeruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun