Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 19: Drama di Stasiun Samarkand nan Megah Bergaya Soviet

10 Oktober 2023   13:01 Diperbarui: 10 Oktober 2023   14:39 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai sarapan dan sejenak bersantai, kami meninggalkan hotel menuju ke stasiun Samarkand atau Samarkand vokzal. Skeitar oukul 9.30 pagi kami sudah tiba di halaman stasiun yang cukup luas. Ternyata jalan menuju ke stasiun sangat lancar. Karena waktu masih cukup lama, kami punya waktu yang lumayan banyak untuk bersantai dan berfoto- di depan stasiun.

Chiptaxona: Dokpri
Chiptaxona: Dokpri

Ini adalah kunjungan kedua ke stasiun ini setelah dua hari yang lalu kami tiba di stasiun ini. Ketika tiba saya sempat berfoto di peron dengan kereta Afriiyob dan juga bagian dalam stasiun yang tampak megah dengan tiang-tiangnya yang khas.  Selain tulisan Selamat Datang di Samarkand dengan hiasan berpola keramik khas Uzbekistan dengan latar belakang warna hijau, juga ada petunjuk arah bertuliskan petunjuk arah dalam tiga bahasa, yaitu Uzbek, Rusia dan Inggris.  Di sini pula saya mengenal istilah ChiptaXona yang berarti loket yang berasal dari kata Chipta yang bermakna tiket dan Xona yang berarti rumah.  Yah di Uzbekistan ini saya sudah mengenal kata-kata Xona yang lain seperti Hojatxona atau Tahoratxona dan juga Dorixona.  Selain itu juga ada kata Shaharga Chiqish yang beraeti Keluar ke Kota.   Dengan mudah saya mengetahu kata Shahar yang mirip dengan bahasa Farsa atau Turki dengan makna Kota dan kata Chiqish yang juga mirip dengan bahasa Turki yang berarti keluar.

Bagian Muka Stasiun : Dokpri
Bagian Muka Stasiun : Dokpri

Sekarang saya kembali mengagumi keindahan bangunan stasiun Samarkand ini secara keseluruhan. Tidak kalah megah dengan stasiun Tashkent dan memiliki tulisan yang mirip di bagian atas yaitu Samarqand Voqzal.  Sebuah menara yang cantik juga ada di depan stasiun serta taman yang indah dengan berbagai jenis pohon hias yang hijau dan rindang. 

Bagian fasad muka stasiun ini dilengkapi dengan tiang-tiang besar yang bagian atasnya mengembang seakan-akan sebuah tenda yang menyanggah atap bangunan,  Bangunan yang ditutupi dengan dinding marmer warna coklat mudah ini sangat kental dengan aroma Soviet.   Berdasarkan Sejarah stasiun Samarkand pertama kali dibangun ada 1888 sebagai bagian jalur kereta api Trans Kaspia yang menghubungkan kota-kota di tepian Laut Kaspia dengan kota kota di Jalur Sutera di Asia Tengah.   Namun bangunan yang ada sekarang ini merupakan warisan zaman Soviet yang terakhir sekali direnovasi pada sekitar tahun 1980-an. 

Denah: Dokpri
Denah: Dokpri

Di halaman yang luas ini juga terdapat sebuah denah yang menggambarkan tempat-tempat di stasiun dengan judul Samarqand Vokzali dalam Bahasa Uzbek dan terjemahannya dalam Bahasa Rusia dalam aksara Kiril Vokzal Samarkand.  

Pintu masuk: Dokpri
Pintu masuk: Dokpri

Setelah puas berfoto di halaman, kami memasuki bangunan stasiun dan melewati pemeriksaan sekuriti terlebih dahulu.  Mendekati pintu masuk, nuansa bangunan Soviet tampak lebih terasa dengan pintu-pintu besar yang ada di antar tiang-tiang tadi. Pada setiap pintu tertulis lagi dalam Bahasa Uzbek, Rusia dan Inggris. Vokzalga Kirish alias Entrance to Station sebagai lawan Shaharga Chiqish atau Exit to City yang kita lihat dari peron sewaktu tiba di Samarkand.

Peta Uzbekistan: Dokpri
Peta Uzbekistan: Dokpri

Memasuki ruangan utama stasiun saya segera terpesona dengan ruangannya yang besar dan megah. Di sebelah kiri, ada peta besar negeri Uzbekistan lengkap dengan jalur kereta api dan juga tulisan O'zbekiston Temir Yollari atau Uzbekistan Railway.   Di bagian bawah juga atau kata Ma'lumotnoma yang berarti Informasi..  Sekilas ada persamaan dengan kata Maklumat yang sudah kita kenal.  Sekilas, lantai marmer yang mengkilap dan tiang-tiang besar juga menghias interior stasiun ini.

Interior Stasiun: Dokpri
Interior Stasiun: Dokpri

Jika saya lemparkan pandangan ke sebelah kanan, tampak deretan beberapa gerai yang menjual minuman dan makanan ringan dengan kursi-kursi di ruang tunggu, tiang-tiang besar di bagian Tengah ruangan dan nun jauh di bagian ujung atas ada kaca pateri dengan hiasan gambar yang indah. Sekali lagi penuh dengan nuansa Soviet yang kental. 

Kaca PateriL Dokpri
Kaca PateriL Dokpri

Lampu kristal nan indah: Dokpri
Lampu kristal nan indah: Dokpri

Sementara di sudut lain stasiun, tampak beberapa ruang perkantoran dengan fasad yang indah dan di bagian atas langit-langit ada sebuah ampu kristal yang juga tidak kalah indahnya.  Ternyata jika diperhatikan, lampu kristal ini memang ada di bagian atas ruangan stasiun dan memanjang dari ujung ke ujung di antara setiap tiang-tiang besar tadi. Pada setiap tiang, juga di hiasi dengan display elektronik bergambar bangunan-bangunan ikonik di Samarkand yang khas Asia Tengah.  Sekilas stasiun ini pun patutu dijadikan destinasi wisata tersendiri.

Tangga ke bawah tanah: Dokpri
Tangga ke bawah tanah: Dokpri

Di bagian Tengah ruangan stasiun, ternyata ada tangga menuju lantai bawah tanah dimana terdapat Hojatxona atau toilet.  Dari Tengah sini saya dapat melihat pintu besar menuju ke peron 1.  Kemudian saya menuruni tangga yang besar dan indah yang kemudian bercabang dua menuju ke toilet. Di dinding ruang bawah tanah ini terdapat gambar beberapa stasiun adi Uzbekistan yaitu Stasiun Urgench dan Orzu dengan hiasan berbagai jenis kereta api seperti kereta cepat dan jembatan yang megah serta kereta Sharq.   Sekali lagi dinding dan lantainya yang remang-remang memberi kesan dingin bagaikan kembali ke era Soviet.

Gambar di dinding: Dokpri
Gambar di dinding: Dokpri

Kembali ke lantai utama saya melihat display elektronik yang ada di atas gerai suvenir. Layar ini secara bergantian menunjukkan jadwal dan nama kereta yang melewati stasiun Samarkand ini. 

Pada layar pertama selain beberapa kereta Afrisiyon yang melayani rute Tashent Samarkand Bukhara pp serta Tashkent Qarshi, juga ada kereta internasional dari Tashkent ke Volgograd dan sebaiknya.  Selain nomor kereta juga ada waktu kedatangan dan keberangkatan serta waktu tunggu di stasiun Samarkand.  Pada layar ini saya melihat kereta Afrsiyob 770 yang tiba dari Tashkent pukul 11.07 dan berangkat lagi menuju Bukhara pada 11.15. Kereta ini hanya berhenti di Samarkand selama delapan menit. 

Jadwal Kereta: Dokpri
Jadwal Kereta: Dokpri

Beberapa menit kemudian, layar ini berganti display dan memunculkan jadwal kereta yang lain seperti kereta internasional dari Tashkent ke Dushanbe di Tajikistan, juga kereta dari Kulyab ke Volgograd serta dari Xojand ke Volgograd.  Kulyab merupakan sebuah kota di Tajikistan sementara Xojand adalah kota di Uzbekistan dan Volgograd adalah kota di Rusia yang di zaman Soviet Bernama Stalingrad. 

Selain nomor kereta, rute, serta waktu tiba dan keberangkatan, juga ada keterangan hari hari layanan yang uniknya ditulis dalam bahasa Uzbek.   Layanan kereta cepat Afrisiyob misalnya diberi keterangan Har kuni, yang walaupun saya tidak mengerti dapat menerka sebagai setiap hari.  Sementara untuk rute Tashkent Qarshi tertulis, Jum, Shan, Yak, serta Tashkent Volgograd pada Seshan, Juma dan paysh dan yaksh .Untuk sementara saja belum mengeti hari apa saja ini kecuali Jum yang pasti bisa diterka sebagai hari Jumat.   

Nama hari: Dokpri
Nama hari: Dokpri

Untungnya layar kedua menunjukkan nama-nama hari ini dengan lengkap, yaitu rute Dushanbe-Tashkent setiap Seshanbe,  Volgograd Kulyab pada Yakshanbe,  Volgograd Xojand setiap Dushanbe, dan Xojand Volgograd setiap Chorshanbe, Dushanbe Volgograd setia shanbe dan Volgograd Dushanbe setiap Payshane. 

Saya langsung teringat pernah belajar bahasa Farsi dan langsung ingat kata Dushanbe sendiri berarti Hari Senin.    Nah dalam bahasa Farsi nama hari dimulai dengan Sabtu yaitu Shanbe  yang dalam bahasa Uzbek ditulis Shanba.   Sebagai hari keberangkatan kereta rute Dushanbe Volgograd.  Lalu untuk hari minggu sampai kamis menjadi yeikshanbe, doshanbe , sehshanbe , chohorshanbe dan panjshanbe..Sedangkan yek, do, she, chohor , dan panj sendiri artinya satu, dua, tiga, empat, dan lima.Hanya untuk hari jumat tidak disebutkan sistshanbeh atau enamshanbe melainkan Jumeh.  Ternyata dalam bahasa Uzbek sendiri sangat mirip dengan sedikit perubahan ejaan saja. 

Dengan demikian saya pun tahu bahwa rute  Dushanbe-Tashkent dan sebaliknya dilayani setiap Sehsanbe atau hari tiga shanbe alias Selasa dan rute Dushanbe Volgograd dilayani setiap Shanbe atau Sabtu.   Yang sedikit berbeda adalah Payshanbe yang dalam bahasa Faris adalah Panjshanbe alias hari Kamis.  

Ah siapa sangka selain mengagumi keindahan dan kemegahan stasiun Samarkand ini saya pun sekaligus belajar nama-nama hari dalam Bahasa Uzbek dan mengingat kembali Pelajaran bahasa Farsi yang sudah agak terlupakan.

Waktu terus berjalan. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 dan jadwal keberangkatan tinggal 15 menit lagi.  Mas Agus kemudian bertanya kepada petugas, di peron mana kamu harus menunggu kereta cepat ke Bukhara. Jawabannya agak mengejutkan karena bukan di peron satu yang tinggal jalan keluar melainkan di peron tiga yang ada di seberang.

Untuk menuju ke peron 3, kami harus menuruni tangga melewati bawah tanah dan menyeberang di bawah rel kereta api.  Lumayan energi yang diperlukan terutama jika membawa bagasi yang lumayan berat. Setelah menuruni tangga, kami kembali harus menaiki tangga untuk muncul di peron tiga menunggu kereta ke Bukhara. 

Kebanyakan penumpang menunggu di sekitar pintu keluar dari tangga bawah tanah.  Walaupun kami tahu bahwa nanti kami akan naik di gerbong 3, tetapi tidak ada tanda yang menunjukkan harus menunggu di mana.  Baru ketika kereta datang ternyata gerbong 3 jaraknya cukup jauh dari tempat kami menunggu sehingga harus berdesakkan dengan banyak penumpang lain untuk masuk ke kereta.

Bahkan ketika saya dan istri naik ke kereta kami berdua merupakan penumpang terakhir yang naik sementara pramugari sendiri sudah menyuruh kami untuk segera naik karena pintu kereta sudah akan di tutup.  Waktu tepat pukul 11,15 ketika saya naik ke dalam gerbong dan pintu langsung otomatis ditutup. Tidak lama kereta pun berangkat meninggalkan Samarkand yang penuh kenangan untuk menuju ke kota Bukhara. Tempat petualangan yang lebih menarik telah menanti. 

Jarak sekitar 230 kilometer antara Samarkand dan Bukhara dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 41 menit saja.  Selamat datang di Bukhara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun