Iringan lagu bernuansa gabungan irama padang pasir dan Persia, dan India dengan lirik Samarkand Samarkand menggema dengan indah. Mengakhki acara malam hari kami sekitar pukul 9 malam di Registan Square. Â Yah semenjak sejak siang hingga senja dan malam hari, kami memang menghabiskan hari pertama di Samarkand di kawasan Registan Square yang menjadi pusat kota Samarkand.Â
Bahkan makan malam pertama di Samarkand dengan menu kuliner Uzbekistan yang lezat termasuk buah melon yang manis menggoda pun di lakukan di restoran tidak jauh dari Registan Square, hanya sekitar tiga atau empat menit berjalan kaki. Â
Malam itu kami kembali ke hotel dengan taksi online dan setelah lelah seharian berkelana dari Tashkent hingga Samarkand, kami bermimpi indah untuk di esok hari kembali mengunjungi berbagai tempat menarik di Samarkand.
Oh yah sebelum lupa, pengembaraan kami secara lebih rinci di Registan yang dalam bahasa Uzbek bermakna padang pasir in akan diceritakan dalam beberapa kisah mendatang. Konon  Registan Square ini mengalami pasang surut sesuai jalannya Sejarah.  Mendekati abad ke 18 dan 19, sebagian besar bangunan sudah dalam kondisi yang kurang terawat karena kemunduran posisi Samarkand di Jalur Sutra.Â
Namun walau pemerintah Uni Soviet sempat melarang kegiatan madrasah dan ajar mengajar di berbagai madrasah, namun para arkeologi di zaman Soviet pula yang bekerja dengan keras menyelamatkan dan merestorasi bangunan-bangunan ikonik di Registan Square ini sehingga masih dapat kiat saksikan keindahan dan kemegahannya hingga saat ini.
Restorasi terus berlangsung hingga mendekati zaman keruntuhan Uni Soviet. Konon mereka harus bekerja dengan mengumpulkan fragmen-fragmen eksterior dan interior dan kemudian menyatukannya kembali sehingga utuh seperti kita saksikan sekarang.
Demikian sekilas kisah mengenai Registan Square, yang menjadi ikon kota Samarkand sekaligus menobatkan kota ini dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO sejak 2001 lalu. Â Dan di sini pula saya sering menyaksikan banyak pasangan penganti Uzbekistan yang berfoto prewed dengan busana barat yang cantik. Di sini pula kita menyaksikan lautan manusia dan wisatawan yang membanjiri kota Samarkand, apalagi dimasa puncak musim wisata seperti di awal musim gugur dengan cuaca Samarkand yang sangat bersahabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H