Setelah melewati imigrasi, kami segera menukarkan uang untuk mendapatkan mata uang Uzbek, yaitu Sum. Â Nilai tukar untuk 1 USD adalah sekitar 12 Ribu Sum. Dengan menukar 200 USD, saya mendapatkan uang 2.412.000 Sum karena nilai tukar saat itu adalah 12.060.Â
"Harap disimpan struk penukaran uang karena akan diperlukan jika nanti kembali menukarkan uang yang tersisa,'' Â demikian pesan Mas Agus kepada kami semua walau saya yakin bahwa uang yang saya tukarkan sebagian besar akan dihabiskan di Uzbekistan. Â
Mas Agus juga bercerita bahwa dianjurkan tidak menyimpan mata uang Sum dalam jangka panjang karena nilainya akan terus merosot. Dia bercerita bahwa ketika pertama kali datang ke negeri ini sekitar 20 tahun lalu, nilai tukar uang Sum adalah sekitar 1000 Sum per 1 USD. Â Bayangkan sekarang sudah mencapai 12 ribuan.Â
Tugas selanjutnya adalah membeli Sim Card lokal agar tetap dapat menggunakan internet dan berkomunikasi. SIM Card di Uzbekistan juga sanga murah karena dengan menggunakan provider UZ Cell, saya mendapatkan data hampir 20 Giga yang berlaku satu bulan serta menelepon gratis lokal dengan harga hanya 50 ribu Sum. Â
Ini jauh lebih murah dibandingkan dengan di tanah air.  Ini juga merupakan awal yang baik karena nanti terbukti bahwa sebagian besar harga dan  biaya hidup di Uzbekistan memang lebih murah dibandingkan di Indonesia. Â
Setelah sejenak salat subuh di Namaz Xona atau praying roon yang ada di sudut Arrival Hall, kami akhirnya keluar dari bandara. Udara yang sejuk sekitar 14 derajat Celsius menyambut kedatangan kami di Tashkent. Â
Di depan bandara, kami sempat berfoto bersama sebelum masuk ke kendaraan sewaan yang sudah disiapkan untuk membawa kami makan pagi dan kemudian bersama menuju ke Stasiun atau Tashkent Vokzal untuk naik kereta cepat Afrisiyob menuju Samarkand.
Dari bandara, kendaraan bergerak santai melewati jalan-jalan yang lebar di pagi yang masih dingin dan sepi. Â Mas Agus menjelaskan bahwa sebagian besar jalan-jalan raya yang besar ini merupakan peninggalan era Soviet ketika Tashkent menjadi ibukota Republik Soviet Uzbekistan hingga runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Â Â