Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tianya Haijiao, Pantai di Ujung Dunia yang Paling Romantis di Hainan

24 Agustus 2023   10:13 Diperbarui: 26 Agustus 2023   19:17 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I lobe Tianya.(Foto: Dokumentasi Pribadi)

Hari sudah menjelang senja ketika bus kami tiba di tujuan selanjutnya pada perjalanan hari ini, yaitu TianyaHaijiao yang menurut pemandu wisata merupakan tempat atau Pantai paling romantis di Hainan atau bahkan di Tiongkok. 

"Kalau kita bergandengan tangan bersama pasangan di tempat ini, dijamin hubungan akan langgeng sampai kakek nenek," mungkin demikian kata-kata yang disampaikan Angela di dalam bus sebelum kami turun di sini.

Di dekat tempat parkir bus ada tempat berselfi dengan tulisan Aku Cinta Tianya yang dilambangkan dengan Aksara Cina Wo gambar hati dan tulisan Tianya.  

Pintu Gerbang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Pintu Gerbang. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Kalau di Nanshan saya sempat libur sebentar dari aksara Sirilik dalam bahasa Rusia. Di TianyaHaijiao, aksara ini kembali hadir di mana-mana. Dari petunjuk jalan, nama tempat hingga informasi. 

Salah satunya adalah di pintu gerbang dengan tulisan Group Chek In alias Provyerky Bilyetob Dliya Grupiy.  Saya sempat mengintip sebentar ke Kassa alias loket untuk membeli tiket. Ternyata harga tiketnya 68 Yuan per orang. 

Di sini, kitab isa bebas berkunjung dan hanya diinformasikan tempat berkumpul sekitar satu jam kemudian. 

Mengingat tempat ini lumayan luas, sebenarnya diperlukan waktu paling sedikit dua atau tiga jam untuk menikmati semua tempat. Namun dalam waktu kurang satu jam pun, saya masih dapat dengan sekilas berkeliling di sini.

Menuju Pantai. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Menuju Pantai. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Saya berjalan menuju ke Pantai. Di sini juga ada mobil listrik yang bisa membawa pengunjung berkeliling dengan membayar 60 Yuan.  Namun dengan berjalan santai, kita dapat lebih menikmati pemandangan dan suasana. 

Salah satu tempat yang menarik adalah sebuah monumen atau patung berbentuk hati yang disebut Heart to Haeart.  Monumen berbentuk sepasang hati ini terbuat dari stainless steel dan tingginya 7,7 meter. 

Terletak di tegah sebuah kolam yang juga berbentuk hati. Konon angka 7,7 meter ini melambangkan tanggal 7 bulan 7 pada penanggalan Imlek yang merujuk pada Festival Qiji atau Valentine versi Tiongkok yang memiliki kisah cinta romantic penuh legenda antara Niu Lang dan Zhinu. Dan secara kebetulan pula bulan Agustus ini bersamaan dengan bulan 7 pada penanggalan Imlek.

Heart to Heart. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Heart to Heart. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Tidak jauh dari monumen cinta berbentuk hati juga terdapat patung-atung orang terkenal. Salah satunya ada patung seorang lelaki yang berambut gondrong dengan jenggot panjang dan memakai jubah sedang duduk di atas singgasana batu. 

Dari wajahnya terlihat berwibawa dan garang. Sayangnya tidak saya tidak tahu patung siapakah ini? Mungkin hanya tokoh tokoh bersejarah dalam Sejarah Tiongkok atau pulau Hainan. 

Patung SIapa? (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Patung SIapa? (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Mendekati bibir Pantai, di sini kita bisa bermain air dan juga melihat banyak batu batu  yang berserakan. Ada juga batu karang besar yang bentuknya mengingatkan saya akan Pantai Pantai di Belitung yang eksotis. 

Namun terus terang saja. Pantai di Belitung jauh lebih natural dan indah. Pantai di Tianya Haijao ini lebih buatan manusia dan juga terlalu komersial. 

Bayangkan saja haraga tiket masuknya jika di bulan yang cuacanya lebih bersahabat bisa lebih dari 100 Yuan.  Belum lagi ongkos untuk naik mobil listrik dan bahkan ada juga untuk naik helikopter.

Mau kemana? (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Mau kemana? (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Di Pantai ini terdapat batu karang yang dipahat dengan tulisan Tianya dan Haijiao.  Ada sebuah kisah legendaris yang mirip dengan Romeo dan Juliet tentang sepasang muda mudi yang memadu cinta namun tidak disetujui oleh orang tua mereka. 

Nah ketika sampai di Hainan, mereka dikejar oleh orang suruhan orang tua mereka. Tidak ada pilihan lain, mereka kabur ke laut dan ketika itu secara ajaib terjadi hujan badai dan keduanya berubah menjadi batu karang dan orang yang mengejar pun berubah menjadi batu batu kecil di sekitarnya.

pantai di Tianya. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
pantai di Tianya. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Uniknya kata Tianya Haijiao dapat diterjemahkan sebagai Ujung Langit dan Tepian Laut yang diterjemahkan secara bebas sebagai The End of the World atau Ujung Dunia. 

Konon, pulau Hainan di masa lampau merupakan tempat pembuangan bagi para petinggi Kerajaan yang tidak disukai. Dan karena lokasinya sangat jauh di ujung Selatan negeri Tiongkok, maka sering juga dijuluki sebagai Ujung Dunia. 

Masih di sepanjang Pantai ni juga terdapat lagi sebuah batu yang diukir dengan empat huruf Hanzie,  Nan Tian Yi Zhu yang secara bebas diterjemahkan sebagai satu pilar di Langit Selatan. 

Konon ada juga legenda menarik tentang batu baru yang bertulisan ini tentang nelayan dan dewi dewi yang melindungi mereka dari badai.

Monunemn dan patung. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Monunemn dan patung. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Saya kemudian kembali ke daratan dan menemukan beberapa monumen. Baik patung tentara berkuda yang menghunus tombak. Sebenarnya ada keterangan tentang nama prajurit ini. 

Namun arena kurang mengenalnya saya tidak tertarik untuk membaca lebih lanjut. Namun sebuah monumen di tengah-tengah terlihat lebih menarik, yaitu patung Tianya Haijiao Asteroid yang dipahat oleh seorang professor dari Universias Xiamen.

Itu menggambarkan peralatan astronomi klasik berbentuk lingkaran-lingkaran dengan sebuah Mutiara di tengahnya yang menggambarkan Tianya Haijiao di Tengah-tengah negeri Tiongkok dan alam semesta.

Secara perlahan, Mentari mulai tenggelam dan meninggalkan semburat lembayung di kaki langit. Tibalah waktunya untuk kembali ke tempat berkumpul, menuju bus dan kembali ke pusat kota Sanya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun