Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bersimpuh di Kuku Kaki Dewi Kwan Im di Nanshan

23 Agustus 2023   14:17 Diperbarui: 23 Agustus 2023   14:21 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari pulau Hainan yang garang menyengat langsung membakar kulit ketika kami keluar dari bus di Sanya Nanshan Cultural Tourism Zone.  Siang itu suasana lumayan ramai dengan berjejernya puluhan bus wisata dan sebagian besar pengunjung mulai mengembangkan payung di atas kepala walau sama sekali tidak ada hujan.   Dengan suhu udara sekitar 36 derajat, panas terasa membakar, namun sama sekali tidak menghasilkan keringat karena kelembaban yang rendah.

Dari kejauhan sudah tampak menjulang tinggi patung Dewi Kwan Im yang menjadi pusat daya tarik wisata di sini.  Namun ternyata kawasan wisata ini sangat luas, bahkan menurut Angela sewaktu kami dalam perjalanan luas kawasan ini bisa lebih dari 30 kilometer persegi yang terdiri dari kawasan patung serta taman dan juga hutan, taman, serta bangunan pendukung lainnya.   Wah perlu waktu seharian penuh bila ingin melihat semuanya!

Dari bus kami masuk melewati pintu gerbang pembelian tiket.  Beberapa orang anggota rombongan dipanggil dan diberi paspor masing-masing, ternyata untuk yang berusia lebih 60 tahun boleh masuk gratis ke tempat ini sementara harga tiket masuk adalah 108 Yuan.   

Sebuah gapura atau gerbang besar beratap khas Cina yang bersusun-susun menyambut kami di kawasan ini.  Di depannya ada batu besar dengan tulisan nama tempat dalam aksara mandarin yang diukir dengan warna merah.   Uniknya untuk membacanya kita harus memulai dari sebelah kanan ke kiri mirip tulisan Arab.   Ini dapat saya ketahui dari urutan huruf Nan dan Shan.   Aksara Cina modern dibaca dari kiri ke kanan sementara aksara Cina klasik dibaca dari kanan ke kiri. 

Untuk masuk menuju ke patung Sang Dewi, kami harus dua kali naik mobil listrik yang mirip odong-odong. Ongkosnya 30 Yuan dan 10 Yuan pulang pergi.  Tentu saja ada juga pilihan untuk berjalan kaki. Walau tempatnya nyaman, namun kami semua memilih naik odong-odong untuk menghindari berjalan di bawah Terik Mentari dan juga menghemat waktu.

AAAAA: Dokpri
AAAAA: Dokpri

Di salah satu sisi taman yang luas, ada papan besar bergambar denah kawasan dengan patung Kwan Im terletak di bagian paling Selatan dan menjorok ke Laut Cina Selatan.   "Brahman Pure Land, Longevity as Nanshan," demikian tulisan pada denah tersebut.  Sementara di bagian lain ada lagi tempat berfoto dengan latar belakang taman  bunga yang cantik dan juga  Tulisan nama tempat in dalam aksara mandarin serta keterangan tempat ini sebagai National AAAAA Tourist attraction.   Sebagai tambahan informasi, di Tiongkok semua tempat wisata memang diberi rating oleh pemerintah, dan tempat yang paling baik akan mendapat 5 A atau AAAAA.

Patung Dewi di Kejauhan: Dokpri
Patung Dewi di Kejauhan: Dokpri

Mendekati patung Dewi, ada lagi tiang-tiang besar yang bentuknya seperti pagoda berbaris rapi membuat suasana relijius makin terasa di tempat ini.   Tepat di depan kaki bangunan ada tempat untuk pengunjung bersembahyang dengan menggunakan dupa.   Setelah bersembahyang , baru mereka masuk ke dalam ruangan dan kemudian naik ke atas menuju lantai 4 dengan lift.    Menurut Angela, pada awal patung Buddha ini diresmikan pada 2005, pemerintah Tiongkok sempat melarang pengunjung yang ingin bersembahyang. Namun larangan ini tidak digubris dan akhirnya makin banyak pengunjung baik dari penjuru negeri Tiongkok maupun luar negeri yang berkunjung, baik hanya untuk berwisata maupun sekalian beribadah.

Dokpri
Dokpri

Dari bawah sini, tampak jika patung sang Dewi yang tingginya mencapai 108 meter ini menjulang tinggi. Konon ketika selesai dibangun patung ini sempat menjadi yang tertinggi di dunia dan juga lebih tinggi dari Patung Dewi Kemerdekaan atau Liberty yang ada di kota New York.   Patung ini ternyata memiliki tiga wajah, satu wajah menghadap ke pulau Hainan dan dua wajah lainnya menghadap ke laut Tiongkok Selatan.   Masing-masing tangan pada setiap sisi patung memegang bunga teratai, kitab dan juga tasbih.   Konon ini melambangkan kebijaksanaan, kedamaian dan welas asih.   

Patung emas: Dokpri
Patung emas: Dokpri

Saya kemudian masuk ke dalam ruangan yang ada di bawah patung. Ternyata merupakan semacam kuil yang sangat cantik dengan banyak patung Buddha dan Dewi Kwan Im di dalamnya. Ada sebuah patung besar yang bahkan terbuat dari emas berkilau.  Di sini ada antrean untuk naik lift menuju ke kaki Dewi.   Walau cukup panjang, antrean berjalan dengan lancar dan tidak lama kemudian saya sudah ada di lift menuju ke atas.  Dari lantai empat kami harus berjalan memutar menaiki anak tangga menuju ke lantai 7 yang merupakan pelataran terbuka tepat di kaki Dewi Kwan Im.

Kaki sang Dewi: Dokpri
Kaki sang Dewi: Dokpri

Di lantai tujuh ini para Jemaah berjalan seakan-akan tawaf mengeliling patung dengan arah searah jarum jam. Sesekali mereka meletakkan kedua telapak kanan di kaki atau lebih tepatnya kuku jari kaki sang dewi sambil membungkuk memberi hormat dengan takzim.  Ada juga yang memeluk dan menciumi kaki patung tersebut seakan-akan  tidak ingin berpisah lagi.   Dari atas sini terlihat kawasan wisata religi dan budaya ini lebih jelas. Tampak pintu gerbang di kejauhan dan juga jembatan Puji sepanjang 280 meter yang menghubungkan kawasan patung dewi dengan daratan utama.  Orang-orang tampak kecil dari ketinggian lantai tujuh ini. 

Jembatan: Dokpri
Jembatan: Dokpri

Setelah puas memandang laut dan orang-orang di kaki patung , saya kembali turun dengan arah dan tangga yang berbeda. Berbeda dengan waktu naik, untuk turun semuanya harus melewati tangga dan dalam perjalanan ini disuguhi pemandangan beberapa patung yang tidak kalah indahnya. Seorang Perempuan setengah baya tampak sedang takzim berlutut sambil berdoa di depan patung dan ada juga patung yang memiliki banyak sekali tangan.

Patung: Dokpri
Patung: Dokpri

Setibanya di bawah, sekali lagi saya memandang ke atas dan baru menyadari bahwa di bawah lantai tujuh tempat saya naik tadi tampak hiasan kelopak bunga teratai berwarna kuning emas yang seakan-akan menjadi tempat patung berdiri.  

Setelah sekitar 45 menit di kawasan patung, kami kembali naik mobil atau odong-odong listrik ke pintu gerbang utama. Namun jalan yang dilewati kali ini memutar ke berbagai tempat menarik yang ada di kawasan ini.  Salah satunya adalah Dinding marmer yang bertuliskan aksara Cina yang indah.    

Dinding: Dokpri
Dinding: Dokpri

Hari sudah menjelang senja ketika kami berjalan kembali menuju bus.  Orang-orang kebanyakan pun sudah kembali ke kendaraan masing-masing. Ada juga  orang yang menawarkan taksi untuk kembali ke pusat kota Sanya. 

Sebuah siang hingga senja yang mengesankan di kaki patung Dewi Kwan Im di Nanshan.  Bagi yang mungkin belum tahu, kalau Hainan berarti Selatan Laut maka Nanshan berarti Gunung Selatan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun