Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mumi yang Bisa Merokok di Anjungan Papua

12 Agustus 2023   21:00 Diperbarui: 12 Agustus 2023   21:08 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Papua merupakan wilayah di bagian timur Nusantara yang masih banyak mengandung misteri. Bagi kebanyakan orang Indonesia yang tinggal di wilayah Barat, bepergian ke Papua sendiri lumayan jauh dan jauh lebih mahal dibandingkan bertandang ke luar negeri alias negara tetangga seperti Singapura, Malaysia , Thailand, atau bahkan Taiwan dan Hong Kong.  

Tanah Papua memang sangat mengasyikkan untuk dijelajahi. Dan untuk itu, kita bisa sekilas mengenalnya dengan mampir ke Anjungan Papua di Taman Mini Indonesia Indah.

dokpri
dokpri

Memasuki halaman anjungan Papua ini, perasaan langsung menjadi damai berkat lapangan rumput sintetis alias karpet berwarna hijau yang membentang, Dan di sudut di kejauhan ada tulisan Papua Tanah Damai dan juga ada patung mini Yesus Memberkati.    

Masih di halaman juga ada Tulisan I Love Papua di dekat sebuah prasasti berbentuk burung Cendrawasih.  Prasasti ini menandai selesainya revitalisasi Anjungan Papua di TMII pada tahun 2022 lalu.

Dokpri
Dokpri

Tujuan pertama rombongan HPI siang itu adalah masuk ke  Museum yang juga disebut dengan nama Rumah Karawari. Dari luar bentuknya mirip piramida atau limas segi delapan dengan atap berbentuk kerucut yang lancip.  Memasuki ruangan, kami disambut oleh Kak Rachel yang merupakan pemandu lokal di anjungan ini.  

Kak Rachel kemudian menjelaskan sekilas mengenai Rumah Kariwari yang ternyata merupakan rumah adat Suku Tobati Enggros yang tinggal di tepian danau Sentani di Kabupaten Jayapura.  Replika rumah ini dibuat mirip tetapi  menggunakan bahan yang tidak sama dengan aslinya di Papua sana. Misalnya saja bangunan asli rumah Kariwari menggunakan atap dari daun sagu.

dokpri
dokpri

Kak Rachell juga menjelaskan bahwa di Papua terdapat banyak sekali suku dengan ratusan bahasa.  Karena itu antar suku yang berbeda mereka menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia dengan dialek Papua seperti Torang dan Dorang untuk singkatan Kita Orang dan Dia Orang.  Di antara sekian banyak suku, ada suku yang sangat terkenal seperti Suku Asmat dengan kepandaiannya mengukir dan juga Suku Dhani yang menggunakan koteka.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun