Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kisah Menarik di Balik Sebuah Nomor Penerbangan

21 Juli 2023   20:35 Diperbarui: 21 Juli 2023   20:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu hal yang menjadi identitas khas suatu penerbangan adalah Flight Number atau Nomor Penerbangan yang biasanya tertera baik pada tiket, boarding pass dan juga papan display di bandara baik keberangkatan maupun kedatangan.  Nomor penerbangan ini pula yang selalu disebutkan oleh awak kabin dan kokpit ketika menyapa penumpang.  Singkatnya nomor ini menjadi identitas paling penting selama kita terbang dari satu kota atau bandara ke bandara tujuan.  

Yang menarik adalah Flight Number dibuat dengan kombinasi dua huruf atau angka untuk menunjukkan maskapai dan kemudian beberapa angka untuk menunjukkan identitas penerbangan tersebut. Angka yang digunakan untuk nomor penerbangan ini ternyata memiliki sifat dan fitur khusus yang cukup menarik untuk dibahas.  Karena selain ditaur berdasarkan urutan, juga kadang mengandung hal-hal yang khas untuk masing-masing maskapai. Perlu diketahui bahwa nomor penerbangan ini bisa terdiri dari satu angka, dua angka, dengan maksimal empat angka saja.

Dua huruf atau angka pertama yang mewakili maskapai tentu nya sudah kita fahami, misalnya saja GA untuk Garuda Indonesia, Citilink mendapat kode QG, dan Lion Air, JT serta Sriwijaya, SJ, dan Indonesia Air Asia, QZ.    Sementara untuk maskapai asing misalnyanya CX untuk Cathay Pacific, SQ untuk Singapore Airlines, dan SV untuk Saudi Arabian Airlines.   Lalu bagaimana cara suatu penerbangan diberikan nomor, apakah secara acak, suka-suka atau ada semacam aturan dan konvensi?

Ternyata masing-masing maskapai memiliki kebebasan untuk memberikan nomor penerbangan menurut selera dan keinginan masing-masing, akan tetapi walau tidak secara tertulis, ada semacam konvensi yang berlaku secara internasional yaitu memberikan nomor genap kepada penerbangan yang menuju ke arah timur atau  utara sementara nomor ganjil diberikan kepada penerbangan ke arah barat atau selatan.   Nomor ganjil genap ini juga pada umumnya diberikan secara berpasangan untuk penerbangan pergi dan pulang dari kota asal atau rumah alias home base maskpai tersebut 

Sekarang kita coba sekilas membahas beberapa nomor penerbangan untuk maskapai di Indonesia .  Garuda Indonesia pada umumnya mempunyai penerbangan dengan tiga digit dan diberikan dengan digit pertama menunjukkan area atau kawasan tujuan penerbangan  Misalnya saja penerbangan GA 183 GA 185 dan GA 189 yang memiliki angka ganjil merupakan penerbangan dari Kuala Namu di Medan menuju Soekarno-Hatta di Jakarta sementara GA 184, 186, dan 190 yang memiliki angka genap merupakan pasangan penerbangan dengan rute Jakarta Medan    Kalau melihat pola ini memang sesuai dengan konvensi yaitu angka genap untuk arah ke utara dan ganjil untuk penerbangan ke arah selatan. Sementara Garuda menggunakan digit angka 1 untuk penerbangan ke pulau Sumatra khususnya muai dari Palembang Hingga ke Banda Aceh   

Sementara untuk ke kawasan Bali atau Lombok biasanya menggunakan nomor penerbangan dengan kepala 4 dan kepala 5 untuk tujuan Kalimantan seperti Balik Papan dan Pontianak.  Nomor penerbangan kepala 6 di berikan untuk tujuan ke Indonesia Timur baik di Sulawesi Ambon maupun ke Papua  Sekali lagi nomor genap di berikan ke arah timur atau utara dan nomor ganjil untuk arah sebaiknya.  Namun bisa juga dikatakan bahwa semua nomor genap diberikan untuk penerbangan dari Jakarta dan nomor ganjil menuju Jakarta. 

Sedangkan nomor penerbangan yang dimulai dengan angka 8 digunakan untuk penerbangan internasional seperti  GA 828 dengan rute Jakarta Singapura, GA 866 tujuan Bangkok dan juga GA712 tujuan Sydney dan 088 tujuan Amsterdam.   Ada yang  unik melihat pola nomor penerbangan internasional ini adalah bahwa angka genap digunakan untuk penerbangan dari Jakarta dan angka ganjil digunakan untuk penerbangan sebaliknya. Jadi arah penerbangan sudah tidak berlaku lagi karena baik ke Amsterdam maupun Sydney penerbangan dari Jakarta menggunakan nomor genap.

Mari kita coba melihat maskapai lainnya, misalnya saja Singapore Airlines.  Penerbangan SIngapore Airlines dari Jakarta ke Singapura uniknya menggunakan nomor ganjil yaitu SQ 951, 953.955.957 dst sementara penerbangan dari Singapura ke Jakarta menggunakan nomor genap baik SQ 950 952, 954, hingga 966 dan 968.   Hal ini tentunya bertentangan dengan arah penerbangan namun masih sesuai dengan teori nomor ganjil menuju home base.    Kalau diperhatikan nomor penerbangan Singapore Airlines yang menuju ke Eropa Jepang, Timur Tengah semuanya menggunakan nomor genap sementara yang menuju ke Singapura menggunakan nomor ganjil.  Akan tetapi penerbangan menuju Australia dan Selandia baru malah menggunakan nomor ganjil misalnya saja Singapore Christchurc h adalah SQ 297 dan sebaliknya Christchurch Singapore SQ298.    Pola pemberian nomor ini membuat konvensi arah dan home base juga sudah tidak konsisten lagi.   Yang mungkin masih konsisten adalah pemberian nomor penerbangan sesuai wilayah tujuan. 

Selain tiga digit ada juga nomor penerbangan dengan empat digit yang umumnya dipakai oleh penerbangan di Amerika dikarenakan banyaknya penerbangan dan tujuan. Namun sering juga dipakai untuk penerbangan khusus atau juga penerbangan dengan code share.  Misalnya saja kita sering bingung ketika penerbangan domestik kita misalnya antara kota -kota tertentu juga juga ternyata memiliki nomor penerbangan menggunakan maskapai asing.  Banyak pihak menuduh bahwa penerbangan asing telah masuk ke domestik.   Sebenarnya nomor penerbangan ini hanyalah code share karena yang terbang adalah pesawat Garuda dan penerbangan asing tersebut misalnya saja China Airlines hanya membantu menjualkan tiket sehingga menggunakan nomor penerbangan mereka.   Hal ini pernah viral di media untuk rute Jakarta Makassar yang menggunakan nomor penerbangan CI atau China Airlines di samping nomor penerbangan GA.

Sekarang kita kembali nomor penerbangan. Ternyata setiap maskapai juga mempunyai nomor keramat yang antik misalnya saja nomor penerbangan 1 atau 001 yang sering digunakan untuk rute andalan mereka.  Kebetulan SQ 1 adalah penerbangan dari San Fransisco menuju Singapura dengan transit di Hong Kong. Sedangkan SQ 2 adalah penerbangan sebaliknya.  Namun penerbangan ini sendiri ternyata sudah dihentikan sejak tahun lalu.     Salah satu nomor penerbangan 1 yang juga favorit adala BA 1 menggunakan pesawat supersonik concorde dari London Heathrow menuju JFK.   Penerbangan ini pun kini sudah menjadi sejarah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun