Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berita bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, ada ribuan WNI yang berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura.Â
Yang sempat menjadi miris adalah kebanyakan yang menyeberang menjadi warga negeri singa itu adalah mereka yang sedang dalam usia produktif dan juga mempunyai karier dan kemampuan akademik yang relatif tinggi.
Yuk kita bahas, siapa saja mereka dan apa alasan serta motif sehingga mereka rela melepas paspor Garuda dengan paspor bergambar tameng dengan bulan sabit dan lima bintang warna putih. Tameng ini dipegang oleh sepasang singa dan harimau dan semboyan Majulah Singapura.Â
Untuk itu ada baiknya mengingat salah satu peristiwa yang terjadi beberapa belas tahun yang lalu ketika salah seorang rekan saya bercerita bahwa anaknya yang baru saja lulus SD sudah melanjutkan sekolah di Singapura karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah Singapura.Â
Ternyata beasiswa ini berasal dari MoE atau Ministry of Education pemerintah Singapura yang diberikan kepada siswa dari negara-negara ASEAN yang berprestasi dan berbakat secara akademik agar melanjutkan sekolah menengah di Singapura.
Dengan berjalannya waktu, anak rekan saya itu pun akhirnya menyelesaikan semolah menengah di Singapura dan terus berlanjut dengan pendidikan tinggi di Universitas bergengsi di negeri itu.Â
Perlu diketahui Singapura memiliki banyak perguruan tinggi yang memiliki ranking terbaik di Asia dan bahkan dunia. Sebut saja misalnya National University of Singapore dan Nanyang Technological University.
Nah karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah Singapura, maka dia wajib bekerja beberapa tahun di Singapura, mendapatkan status permanent resident dan akhirnya mempunya opsi untuk bisa berpindah kewarganegaraan.
Hal seperti ini memang sangat sesuai dengan kebutuhan pemerintah Singapura sendiri yang secara demografi kekurangan tenaga kerja dan penduduk. Menurut data Statistik pada 2022 lalu dari sekitar 5, 6 juta penduduk Singapura, hanya 3, 5 juta yang merupakan warga negara Singapura.
Sisanya sekitar dua juta merupakan warga negara asing pemegang permanent resident maupun izin tinggal lainnya. Singkatnya Singapura memang memerlukan lebih banyak warga negara dan penduduk untuk tetap menjaga perkembangan ekonomi di negeri itu.Â