Selanjutnya ikon keempat adalah Batik Betawi. Batik Betawi sendiri mempunyai dua corak, yaitu corak kontemporer dan corak klasik. Corak klasik atau tradisional dipengaruhi oleh budaya Tiongkok, Arab, India dan juga Belanda memiliki berbagai ragam khas seperti pucuk rebung, Salakanegara, Bambu Kuning, dan Kembang Sepatu, sementara motif kontemporer umunya memiliki ragam Ondel-ondel, Monas, Si Pitung, Bajaj dan sebagainya.
Masih mengenai busana, ikon kelima adalah baju sadariah yang merupakan pakaian kaum lelaki Betawi. Baju Sadariah ini sekilas mirip dengan baju koko. Namun perbedaannya terletak pada jahitan di lengan, baju sadariah sambungannya ada beberapa centimeter di bawah Pundak, sedangkan baju koko berada pas di Pundak. Baju sadariah merupakan pakaian sehari-hari.Â
Ikon keenam adalah baju untuk kaum perempuan yaitu kebaya Kerancang. Â Kebaya ini dipakai oleh sebagai pakaian resmi baik oleh para gadis maupun perempuan setengah baya. Konon dulunya Bernama kebaya encim.
Dua ikon Betawi yang terakhir adalah kuliner khas Betawi yaitu Kerak Telor dan Bir Pletok. Â Kerak Telor merupakan makanan khas Betawi yang pasti muncul setiap Pekan Raya Jakarta di Kemayoran. Â Kerak Telor memiliki banyak filosofi seperti pemakaian bahan kelapa , telor dan juga bumbunya. Â Sementara untuk minuman Bir Pletok konon tercipta karena ingin juga memiliki minuman yang mirip bir tetapi halal dan tidak mengandung alkohol. Â Minuman yang segar dan hangat ini memang sangat khas Betawi dan konon dinamakan pletok karena meniru suara yang dihasilkan ketika disimpan dan digoyang-goyang.
Dari ruang 8 ikon, kunjungan di museum Betawi dilanjutkan ke lantai dua yang berisi benda-benda jadul yang ada di rumah adat Betawi. Selain berbagai peralatan rumah tangga seperti seterika menggunakan arang yang ada hisan ayam jago, juga ada berbagai permainan tradisional seperti gasing, dan juga kapal-kapalan. Â Juga dipamerkan bahan-bahan untuk membuat br pletok seperti secang, Â jahe, sereh, daun jeruk, kayu manis, biji pala, kapulaga, lada dan tentunya gula,
Yang tidak kalah menarik adalah informasi mengani kuliner khas Betawi yaitu Gabus pucung, Pindang, Sayur Bebanci dan juga Sayur Besan. Â Wah sangat menarik sekali karena selain mengetahu sejarah, latar belakang, kita juga mengetahui bahan-bahan paa saja untuk membuat kuliner ini. Bahkan yang paling khas adalah Sayur Besan yang hanya disediakan untuk menyambut calon besan.
Kunjungan terakhir di museum Betawi adalah masuk ke Galeri Pengantin Betawi. Di sini kitab isa mengenal busana pengantin lelaki yang disebut dengan Cara Haji yang merupakan baju gamis dengan jubah warna merah yang mendapat pengaruh dari Arab, India dan juga Tiongkok. Sedangkan busana pengantin wanita mendapat pengaruh Tiongkok yang sangat kental dengan cadar yang disebut siangko. Selain warna merah dan kuning emas, hiasan berdua burung hong juga sangat dominan dalam busana yang disebut Care Nine Cine ini. Â Salah satu curi khas perkawinan orang Betawi adalah kehadiran sepasang roti buaya. Konon roti buaya ini melambangkan kesetiaan.Â
Nah acara di Museum Betawi masih belum selesai walau Bang Jack memiliki tugas lainnya. Acara selanjutnya dipandu oleh Mpok Yuli yang memberi penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang ada di museum Betawi ini. Â Setelah itu, kami juga diajak berkunjung ke workshop ondel-ondel dimana kita bisa melihat bagaimana pembuatan ondel-ondel dan juga proses pembuatan dodol betawi yang unik. Â Di sini pengunjung juga bisa berbelanja baik suvenir maupun kuliner.