Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Akankah Kereta Cepat Menjadi Pesaing Pesawat Terbang?

12 Juni 2023   13:35 Diperbarui: 14 Juni 2023   07:45 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun ketika Jalan tol Cipularang selesai pada sekitar 2005 dan Jakarta Bandung terhubung dengan jalan tol, maka waktu tempuh Jakarta Bandung bisa dipangkas menjadi hanya sekitar 2 jam saja. Secara perlahan tapi pasti layanan pesawat udara antara Jakarta dan Bandung pun mulai kehilangan pelanggan dan tidak bisa bersaing secara komersial. 

Dengan makin ramainya pengguna jalan tol antara Jakarta Bandung, terlebih antara Jakarta Cikampek, maka waktu tempuh Jakarta Bandung via tol pun sekarang menjadi lebih lama dan terkadang bisa melebih 3 jam, tergantung dengan hari dan waktu perjalanan. Karena itu adanya kereta cepat mungkin akan menjadi alternatif yang bisa memberikan solusi walaupun stasiun yang ada bukan di pusat kota Bandung.

Lalu bagaimana prospek persaingan antara kereta cepat dan pesawat terbang di masa depan di Indonesia.  Tentunya persaingan ini tidak akan terjadi kalau Indonesia berhenti membangun kereta cepat hanya sampai Jakarta Bandung saja. 

Tetapi jika jaringan kereta cepat terus diperluas sehingga mencakup banyak kota lain baik di pulau Jawa, Bali atau pun hingga Sumatra dan Kalimantan, tentunya akan banyak hal menarik untuk dipertimbangkan. 

Seandainya kereta cepat dilanjutkan sampai Surabaya dan melewati Yogyakarta dan Solo saja, maka kehadiran kereta cepat sudah bisa menjadi ancaman serius buat penerbangan rute pendek. 

Kereta cepat di Beijing: Dokpri
Kereta cepat di Beijing: Dokpri

Sebagai bahan perbandingan akan kita bahas sedikit mengenai perkembangan kereta cepat di Tiongkok.   Kereta cepat di Tiongkok sendiri baru hadir pada awal abad ini dengan adanya kereta cepat Beijing Tianjin yang pembukaannya bersamaan dengan Olimpiade5yang diadakan pada 2008 lalu.  

Dengan kecepatan puncak  350 km per jam, rute antara Beijing dan Tianjin ini ditempuh dengan waktu 30 menit dengan jarak sekitar 117 kilometer antara kedua kota terbesar di bagian Tiongkok Timur Laut tersebut.   

Saya sendiri pertama kali menjajal kereta cepat ini Dari Tianjin menuju ke Beijing atau tepatnya South Beijing Railway Station pada 2010 dengan ongkos 58 Yuan.   

Kalau itu kurs 1 Yuan sekitar 1800 Rupaih saja, sehingga harga tiketnya tidak sampai 100 Ribu Rupiah.   Ongkos 58 Yuan ini tentu nya sangat ekonomis mengingat ongkos kereta Maglev antara Bandara Pudong dan Stasiun Metro Long Yang Street di Shanghai saja sudah 50 Yuan.   Kereta Maglev dengan kecepatan maksimum 430 km/jam ini sendiri sudah ada beberapa tahun sebelum kereta cepat Beijing Tianjin dan saya pertama kali mencobanya pada 2006.

Namun Tiongkok memang tidak main-main dengan proyek kereta cepat di negeri panda tersebut. Mereka terus mengembangkan teknologi dan jaringan ke seantero pelosok negeri sehingga pada saat ini sudah ada sekitar 50 ribu kilometer jaringannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun