Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Begini Rasanya Naik Pesawat Terbang Komersial Paling Besar di Dunia

9 Juni 2023   20:16 Diperbarui: 11 Juni 2023   15:01 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (1/6/2023)/ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj via KOMPAS.com

Bandara Ngurah Rai menjadi bandara pertama di Indonesia yang melayani penerbangan dengan pesawat A380 secara regular. Mulai awal Juni 2023 lalu, Emirates telah terbang ke Denpasar menggunakan pesawat A380.

Sebenarnya Emirates terbang dua kali setiap harinya dan hanya saru penerbangan yang menggunakan A380. Penerbangan lainnya masih menggunakan B777-300 ER.

Dengan demikian skedul pesawat Emirates yang terbang ke Bali efektif mulai 1 Juni lalu adalah sebagai berikut:

  • Dubai to Denpasar: EK368; 03:25-16:35 (9h 10m); A380
  • Dubai to Denpasar: EK398, 09:10-22:20 (9h 10m); 777-300ER
  • Denpasar to Dubai: EK399, 00:05-05:05 (9h); 777-300ER
  • Denpasar to Dubai: EK369, 19:40-00:45+1 (9h 5m); A380

Dengan menggunakan pesawat yang memiliki konfigurasi 615 tempat duduk dan dua kelas. Ini adalah pesawat komersial terbesar yang terbang ke Indonesia hingga saat ini. 

Pesawat A 380 sendiri sebenarnya sudah mulai terbang komersial pertama kali sekitar tahun 2007 atau tepatnya 27 Oktober 2007 ketika penerbangan SQ 380 berangkat dari Singapura menuju Sydney.

Sejak itu lah mulai tenar istilah First to Fly yang ada pada setiap type pesawat seperti B737-900 untuk Lion Air dan A350 untuk Qatar Airways.

Untuk merayakan momen ini ada baiknya saya mengenang kembali pengalaman beberapa kali terbang dengan pesawat komersial doble decker paling besar di dunia ini.

Saya sendiri terbang pertama kali dengan A380 tentu saja dengan pesawat Singapore Airlines dengan tujuan Singapura Melbourne mungkin di sekitar tahun 2008 dan setelah itu beberapa kali terbang dengan pesawat ini dengan bermacam-macam maskapai.

Namun yang akan saya ceritakan di sini adalah pengalaman terbang bersama Emirates A380 dalam penerbangan dari Jakarta ke Paris via Dubai.

Tentu saja penerbangan dari Jakarta ke Dubai menggunakan pesawat B777 dan kemudian baru transit dan pindah di Dubai dengan menggunakan pesawat A380. 

Sebagai penumpang kelas bisnis, ketika cek ini di bandara Soekarno-Hatta kita mendapatkan fasilitas priority chek in dan langsung masuk ke lounge melewati pemeriksaan imigrasi tersendiri.

Setelah itu penumpang dapat bersantai di lounge sambil menunggu untuk boarding naik pesawat. Tentu saja dapat sekalian menikmati makanan atau minuman di lounge.

Suasana dalam Kabin: dokpri
Suasana dalam Kabin: dokpri

Perjalanan ke Dubai memakan waktu sekitar 8 jam dan kemudian transit sekitar 2 sampai 3 jam di Dubai. Selama transit, penumpang juga dapat beristirahat di lounge milik Emirates di Terminal 3. Di sini selain bersantai, kita juga dapat sejenak mandi atau shower sambil menunggu penerbangan lanjutan. 

Pesawat Airbus 380 merupakan pesawat terbesar yang memiliki banyak keunggulan bagi penumpang. Salah satu fitur yang istimewa adalah suara mesin yang sangat halus sehingga hampir tidak terdengar di dalam kabin, bahkan sewaktu lepas landas dan mendarat pun suara mesinnya sangat halus. 

Untuk kelas bisnis, pesawat A380 Emirates biasanya berada di upper deck sehingga kita masuk ke pesawat melalui garbarata yang khusus langsung ke upper deck.

Konfigurasi tempat duduknya adalah 4 tempat duduk setiap baris sehingga setiap tempat duduk memperoleh akses ke aisle.

Tempat duduknya sangat nyaman dan lebar dan bisa diubah konfigurasinya menjadi flat bed atau tempat tidur. Ada soket dayang dilengkapi dua USB dan juga sebuah tablet seukuran laptop. Sebuah TV besar ukuran 23 inchi dengan beragam program Infight Entertainment (ICE) lengkap dengan lebih 4500 saluran siap menghibur sepanjang perjalanan bahkan sejak boarding hingga landing di bandara tujuan.

Pelayanan kabin tentu saja sangat prima dengan pilihan makanan dan minuman, baik kopi, teh, jus, anggur serta beberapa sajian khas yang dapat kita pesan kepada pramugari. Juga disediakan business class kit berupa tas kecil berisi beberapa peralatan seperti sikat gigi, dan juga minyak wangi serta perlengkapan bercukur.

Selama penerbangan juga disediakan jualan duty free dan juga tersedia wifi sehingga saya bahkan sempat menulis sebuah artikel dan langsung ditayangkan dari ketinggian 37 ribu kaki.

Pemandangan dari Jendela: Dokpri
Pemandangan dari Jendela: Dokpri

Salah satu fitur khusus dalam pesawat A 380 adalah tersedianya Onbard Lounge untuk penumpang kelas utama dan kelas bisnis dimana penumpang dapat sekedar bersantai dan berbincang-bincang dengan penumpang lainnya sambil menikmati makanan dan minuman ringan di ketinggian sekitar 40 ribu kaki.

Bahkan ada juga sebuah TV layar lebar yang dapat ditonton bersama. Tentunya membuat penerbangan menjadi kian menyenangkan dan tidak membosankan.

Walau bukan penerbangan yang terlalu panjang, karena waktu penerbangan sekitar delapan jam, penumpang juga dilayani dengan dua kali makan, yaitu sekitar satu setengah jam setelah take off dan sekitar dua jam sebelum mendarat di Bandara Charles de Gaul di Paris.

Setelah melewati pemeriksaan imigrasi di bandara Paris, layanan bagasi untuk kelas bisnis juga biasanya akan keluar lebih dahulu dan pemeriksaan bea cukai di Perancis atau negara Eropa biasanya sangat santai dan tidak seketat di Amerika Serikat, Australia atau Selandia Baru. 

Setelah melewati bea cukai dan tiba di arrival hal. Seorang petugas sudah siap membawa kertas bertuliskan nama dan nomor penerbangan.

Petugas ini memang sopir yang sudah ditugaskan untuk membawa penumpang ke hotel yang ditelah kita tentukan sebelumnya.

Jadi tinggal ikut sang sopir dan duduk manis di kendaraan yang menuju ke pusat kota Paris, sebuah hotel tidak jauh dari Sungai Seine dengan pemandangan menara Eiffel di kejauhan.

Layanan Sopir di Dubai: Dokpri
Layanan Sopir di Dubai: Dokpri

Layanan jemputan untuk sopir ini memang tersedia bagi penumpang kelas bisnis dan kelas utama di Emirates di banyak bandara yang dilayani oleh Emirates.

Tentu saja untuk mendapatkan layanan ini, kita hanya perlu melakukan reservasi sebelumnya sehingga Emirates mengetahui jadwal terbang dan hotel tempat kita menginap.

Dan apabila kita kembali terbang dengan Emirates, tentu saja akan dijemput di hotel yang sama seperti pernah saya alami dijemput bahkan sampai di Abu Dhabi untuk terbang kembali dari Dubai.

Namun dalam penerbangan kali ini, saya tidak akan kembali ke Jakarta langsung dari Paris akan tetapi akan melanjutkan perjalanan ke Amsterdam dengan kereta cepat dan baru kembali ke tanah air dari Amsterdam. Jadi sudah tidak naik Emirates lagi.

Demikian sekilas kisah mengenai pengalaman terbang dengan pesawat A 380 bersama Emirates. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun