Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Pengguna KRL Tidak Akan Tersesat Lagi dengan Adanya Fasilitas Ini

9 Juni 2023   09:04 Diperbarui: 10 Juni 2023   10:20 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun 42nd Street: Dokpri

Malam itu, dalam perjalanan pulang ke Bekasi dari kawasan Senayan saya sebenarnya ingin langsung naik TransJakarta. Namun karena waktu sudah menunjukkan lebih pukul 10 malam, saya memutuskan untuk turun di Halte Cikoko Stasiun Cawang sekaligus mencoba halte yang katanya sudah terintegrasi dengan stasiun Cawang. 

Bus gandeng TransJakarta rute nomor 9 Pluit Pinang Ranti berjalan mulus melewati sisi kiri tepian jalan tol dalam kota menuju ke Semanggi, Jalan Gatot Subroto, Kuningan, terus hingga Pancoran. Suasana dalam bus ketika naik di Senayan lumayan ramai, walau semua mendapat tempat duduk. 

Di dalam bus TransJakarta, saya membuka aplikasi KRL akses untuk melihat posisi kereta di stasiun Cawang. Ternyata ada yang berangkat pukul 22.19 menuju Kota via Manggarai. Sedang kereta berikutnya menuju Kota diperkirakan pukul 22.26. Waktu menunjukkan pukul 22.14 ketika bus berhenti di Halte Cikoko Stasiun Cawang.

Saya turun dan mencoba halte integrasi ini. Ternyata belum selesai 100 persen karena lift belum difungsikan. Juga ada eskalator yang turun langsung menuju stasiun, tetapi juga masih belum digunakan. Jadi pengguna halte masih harus berjalan kaki melewati halte dan kemudian menuruni tangga menuju ke stasiun. 

Namun jauh lebih nyaman dibandingkan beberapa tahun lalu, ketika kita harus melewati jalan sempit yang sedikit menyeramkan di bawah jalan tol di dekat rel kereta api. Saya berjalan dengan cepat dan bergegas agar dapat mengejar kereta yang berangkat pukul 22.19.

Passenger Information Dispay: Dokpri
Passenger Information Dispay: Dokpri
Saya sangat beruntung, pas di stasiun KRL jurusan Kota juga pas tiba dan bisa langsung naik di gerbong khusus perempuan dan kemudian berjalan di dalam kereta untuk pindah gerbong. Pintu kereta langsung tertutup ketika saya baru saja naik. 

Saya kembali melihat aplikasi untuk melihat posisi kereta di Stasiun Manggarai. Ternyata ada kereta tujuan Cikarang yang berangkat pukul 22.28 dengan rangkaian 10 kereta dengan nomor 5160.

Wah untuk naik yang ini harus bisa transit kilat di Manggarai, karena perjalanan ke stasiun Manggarai diperkirakan sekitar tujuh menit. 

Ketika kereta sudah melewati stasiun Tebet, saya berjalan di dalam gerbong menuju gerbong nomor 5 yang menurut perkiraan saya akan tepat berada di dekat lift di peron atas stasiun Manggarai. 

Stasiun 42nd Street: Dokpri
Stasiun 42nd Street: Dokpri

Benar saja, ketika kereta berhenti dan pintu sebelah kanan terbuka, lift hanya ada beberapa meter sehingga bisa langsung digunakan untuk turun menuju lantai 1. 

Di sini kita harus pindah lagi menggunakan tangga atau lift untuk turun ke peron 8 di bawah untuk naik kereta jurusan Cikarang.  

Kembali saya beruntung karena pas tiba keluar lift, KRL jurusan Bekasi dan Cikarang sudah menunggu. 

Saya semat melirik jam dan ternyata menunjukkan waktu 22.29. Ternyata kereta masih menunggu sekitar 1 menit sebelum akhirnya menutup pintu dan berangkat menuju ke Stasiun Matraman.

Walau malam sudah cukup larut, suasana di dalam gerbong masih cukup ramai menandakan banyaknya orang yang tinggal di kawasan Bekasi dan Cikarang dan bekerja di Jakarta. Walaupun begitu tentu saja tidak seramai waktu pulang kerja. 

Secara tidak sengaja saya melihat ke layer monitor yang biasanya menayangkan video atau iklan. Kali ini sebagian besar layar terlihat hitam gelap kecuali sebagian di sudut kiri atas. 

Mula-mula saya tidak memperhatikan, namun ternyata di sini ada gambar garis lurus dengan beberapa titik. 

Titik paling kiri dan kanan tertulis stasiun awal dan stasiun akhir rute perjalanan kereta yaitu Stasiun Kampung Bandan dan Stasiun Cikarang.   

Kemudian ada titik-titik dan selanjutnya ada nama beberapa Stasiun yaitu Manggarai, Matraman, Jatinegara, Klender, lalu titik-titik lagi hingga Cikarang. Juga ada lampu yang berkelap-kelip menunjukkan posisi kereta yang ada di antara Stasiun Manggarai dan Matraman. Sementara pengumuman juga menjelaskan bahwa stasiun berikutnya adalah Stasiun Manggarai. 

Demikianlah display di layer terus berubah ketika kereta tiba di Stasiun selanjutnya. 

Ketika di Matraman, misalnya, titik stasiun Manggarai menghilang dan digantikan dengan Stasiun Matraman, serta di sebelah kanan setelah stasiun Klender muncul Stasiun Buaran. 

Dengan informasi ini, penumpang akan mengetahui stasiun berikut dan dua stasiun sesudahnya dan tentu saja stasiun tujuan akhir kereta. 

Sebuah informasi yang lumayan lengkap walau belum selengkap informasi yang ada di kereta api di Tokyo yang menunjukkan semua stasiun dan waktu yang diperlukan untuk sampai ke stasiun tersebut.

PID di Yamanote Line Tokyo: JPrail.com
PID di Yamanote Line Tokyo: JPrail.com

Namun menurut saya, masih ada yang kurang dari informasi ini, yaitu hurufnya terlalu kecil dibandingkan dengan ukuran layer monitornya. Karena kecil, penumpang yang duduk atau berdiri agak jauh akan kesulitan untuk membaca informasi ini. 

Seandainya dapat dibuat dengan ukuran lebih besar dan bentuk yang lebih menarik, tentunya akan lebih banyak membantu penumpang.

Stasiun Tujuan dan yang dilewati di Brussel: Dokpri
Stasiun Tujuan dan yang dilewati di Brussel: Dokpri

Akan tetapi, langkah yang dilakukan KRL dengan membuat display elektronik mengenai rute, stasiun yang dituju, stasiun akhir, dan juga posisi kereta saat ini akan sangat membantu penumpang sehingga tidak lagi nyasar dan naik kereta yang salah.

Seperti sebelumnya sering terjadi di kereta asal Bekasi jurusan Manggarai atau Senin. Karena semua kereta hanya menunjukkan tujuan stasiun akhir yaitu Kampung Bandan atau Angke, sering penumpang yang mau ke Pasar Senen naik kereta yang lewat Manggarai dan Tanah Abang, sementara yang ingin ke Kemayoran malah naik kereta yang lewat Manggarai.   

Dan yang juga sering membuat penumpang kaget adalah diumumkannya rekaman yang salah tentang stasiun berikut. Yang sering terjadi adalah rekaman stasiun berikut Pondok Jati selepas Stasiun Jatinegara walau sebenaranya kereta menuju ke Stasiun Matraman dan Manggarai. 

Schipol via Amsterdamzuis: Dokpri
Schipol via Amsterdamzuis: Dokpri

Sebagai tambahan lain, sebenarnya kalau kita salah naik dan mengetahui lebih awal, lebih baik transit jangan di Stasiun Jatinegara, karena jika pindah di Jatinegara, kita harus naik turun tangga untuk pindah peron. Lebih baik pindah di Stasiun Kranji, atau Buaran atau beberapa stasiun lain di sepanjang jalur ini sehingga hanya turun dari kereta dan menunggu di peron yang sama untuk naik kereta yang benar.

Infrastruktur KRL memang belum sebaik MRT di Singapura atau MTR di Hong Kong dimana di stasiun transit tertentu dirancang sedemikian rupa sehingga penumpang hanya perlu menyeberang peron yang sama untuk pindah jalur kereta. 

Semoga nanti di stasiun MRT Thamrin yang menjadi stasiun transit dengan koridor East West bisa dirancang lebih user friendly.

Dan kita masih menunggu informasi elektronik di setiap stasiun untuk memberikan estimasi keberangkatan kereta yang menunjukkan stasiun akhir, waktu sekaligus beberapa stasiun yang dilewati sehingga penumpang tidak salah naik atau harus bertanya-tanya. 

Semoga tingkat layanan yang diberikan transportasi umum di Jakarta dan sekitarnya terus membaik dan demikian juga dengan sistem yang lebih terintegrasi. Bukankan sebentar lagi LRT Jabodebek juga akan beroperasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun