Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Begini Cara Mencegah Tabrakan Pesawat Terbang di Udara

8 Juni 2023   12:43 Diperbarui: 8 Juni 2023   12:45 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"The Sky is vast, but there is no room for error."    Langit begitu luas, tetapi tidak ada ruangan untuk kesalahan.  Demikian slogan yang sering kita dengar dari para insan yang bergelut di dunia dirgantara.  Slogan ini pun terdapat di kampus Sekolah Penerbangan di Curug, Tangerang, yang sekali dibaca pertama kali pada beberapa dasa warsa yang lalu, namun tatap teringat hingga kini.

Tentunya kita mengerti bahwa, makna pepatah ini sangat luas, di mana kesalahan ataupun kelalaian kecil saja dapat sangat berbahaya dalam dunia penerbangan yang bisa berakibat fatal.  

Kecelakaan pesawat terbang umumnya melibatkan hanya satu pesawat, namun bukan berarti tidak pernah terjadi kasus kecelakaan yang melibatkan dua pesawat terbang yang bertabrakan di udara.  Kecelakaan semacam ini disebut sebagai Mid-Air Collision, dan akibatnya tentu sangat katastrofik dan bisa menyebabkan ratusan jiwa melayang.   

Salah satu contoh tabrakan dua buah pesawat udara yang sedang terbang adalah peristiwa yang hingga kini dianggap sebagai salah satu kecelakaan pesawat paling fatal di dunia yang dikenal sebagai "Charki Dadri Mid-Air Collision." 

Peristiwa ini terjadi di atas langit sebuah desa di India Bernama Charki Dardi, di sebelah barat New Delhi pada tanggal 12 November 1996 ketika sebuah pesawat Saudi Arabian Ailines bertabrakan dengan sebuah pesawat Kazakhstan Airlines.  

Pesawat Boeing 747-100 Saudia dengan  registrasi HZ-AIH dan nomor  penerbangan SV763 dengan rute Bandara Indira Gandhi di New Delhi menuju ke Dahran di Saudi Arabia itu mengangkut 312 awak dan penumpang baru saja beberapa menit lepas landas dan mencapai ketinggian sekitar 14 ribu kaki ketika bertabrakan dengan pesawat Ilusyhuin 76 Kazakhstan Airline dengan registrasi UN-76435 dan nomor penerbangan KZ1907 yang sedang Bersiap-siap mendarat dalam penerbangan menuju Delhi dari Chimkent, Kazakhstan.   

Pesawat Kazakhstan ini mengangkut 37 awak dan penumpang.  Semua 349 awak dan penumpang pada kedua pesawat ini tewas bersamaan dengan peristiwa yang sangat mengerikan di atas udara India ini.

Sebenarnya ada lagi satu tabrakan antara dua pesawat jumbo Boeing 747 yang  memakan korban jiwa jauh lebih banyak, yaitu total 583 jiwa.  Lebih 19 tahun sebelumnya, tepatnya pada 27 Maret 1977, pesawat Boeing 747 Panam yang sedang taxi (berjalan di landasan pacu atau taxiway)  bertabrakan dengan pesawat B747 KLM yang sedang lepas landas di Los Rodeos Airport, di Tenerife Kepulauan Canary, wilayah Spanyol di Atlantik. 

Pesawat Panam dengan nomor penerbangan 1736 sebenarnya sedang dalam rute Los Angeles menuju ke Gran Canaria via New York. Namun karena di Gran Canaria baru saja ada bom yang meledak karena ulah teroris maka pesawat Panam di alihkan alias diverted ke Bandara Los Rodeos ini.  

Demikian juga dengan pesawat KL 4805 yang sedang ternang dengan rute Amsterdam Gran Canaria. Kedua pesawat bersama beberapa penerbangan lainnya harus dialihkan ke Los Rodeos. Akibatnya bandara Los Rodeos menjadi ramai dan kurang memadai untuk menampung banyak pesawat berbadan lebar.

Ketika kedua pesawat sudah siap diberangkatkan kembali menuju ke Gran Canaria, pesawat Panam diperintahkan untuk taxi dan stand by di salah satu taxi way, sementara pesawat KLM taxi menuju ke ujung landasan dan kemudian memutar 180 derajat untu siap-siap lepas landas.  

Kemudian Pesawat Panam diperintahkan untuk taxi melewati landasan dan keluar di salah satu taxi way.   Namun sekali lagi karena miskomunikasi, pesawat KLM sudah lepas landas ketika pesawat Panamn masih berada di landasan. Kebetulan saat itu cuaca di bandara Los Rodeos sedang berkabut sehingga visibiliti atau jarak padang penglihatan kurang baik.

Akibatnya tabrakan antara kedua pesawati tidak dapat dihindarkan.   Seluruh 248 awak dan penumpang KLM tewas sementara 335 awak dan penumpang dari total 380 yang berada di dalam pesawat tewas.  Ada 61 penumpang dan awak yang selamat dalam pesawat yang naas ini.    Hingga saat ini tabrakan di Los Rodeos merupakan kecelakaan pesawat udara yang paling fatal dalam sejarah penerbangan.

Mengingat kembali kedua peristiwa di atas, tentunya membuat kita semakin waswas dan khawatir, apakah kecelakaan serupa mungkin terjadi lagi?  

Tentu saja probabilitas atau kemungkinan tetap saja ada. Tetapi manusia tentunya banyak belajar dari kesalahan-kesalahan dan kejadian sebelumnya. Karena itu banyak regulasi dan peraturan yang terus ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa yang berupa miskomunikasi. 

Selain itu pesawat juga terus dilengkapi dengan fitur baru yang membantu membuat penerbangan menjadi kita aman walau dengan udara yang makin ramai dan sibuk.

TCAS: aviation.ru
TCAS: aviation.ru

Salah satunya adalah kewajiban pesawat untuk dilengkapi dengan TCAS (Traffic Collision Avoidance System) yang dapat secara otomatis memerintahkan pilot untuk menggerakkan pesawat untuk menghindari tabrakan di udara.  

Secara sederhana, TCAS adalah sistem radio yang secara otomatis memancarkan signal dan memberitahu posisi, arah terbang dan ketinggian suatu pesawat.  Bila ada dua pesawat yang sama-sama dilengkapi dengan TCAS dan berada dalam jangkauan sistem. 

Secara otomatis keduanya akan memperhitungkan arak, arah terbang, ketinggian dan kecepatan serta memperingati pilot bila ada kemungkinan berada dalam kondisi berbahaya atau nsafe condition.  Hal ini dimungkin dengan adanya Komputer TCAS dan sepasang antenna di bagian atas dan bawah tubuh pesawat.

Sebuah suara artifisial akan langsung memperingati dengan Traffic, Traffic dan pada layer monitor pesawat lain akan muncul dengan warna kuning.  Bila ad kemungkinan terjadinya tabrakan makan secara otomatis TCAS akan memerintahkan pilot untuk naik atau turun serta berbelok.   TCAS akan memerintahkan satu pesawat untuk naik dengan Climb  dan pesawat yang lain untuk turun dengan perintah decents.    

Sementara itu untuk berbelok, TCAS tidak pernah memerintahkan pilot untuk belok kanan atau kiri, tetapi pilot dilatih untuk selalu berbelok ke kanan.  Dengan demikian tabrakan antara dua pesawat pun dapat dihindari.  

Selain TCAS tentunya penerbangan juga memiliki regulasi yang mengatur ketinggian penerbangan. Pesawat komersial misalnya harus memliki ketinggian yang berbeda dengan pesaat lainnya paling tidak 1000 kaki ketika terbang di bawah ketinggian 29 ribu kaki dan untuk ketinggian di atas 29.000 kaki, perbedaan ketinggian ini menjadi 2000 kaki.  

Namun dengan semakin canggihnya teknologi, ada juga ketentuan RVSM atau Reduced Vertical Separaton Minima yang memungkinkan perbedaan ketinggian diminimalkan dari 2000 hingga 1000 kaki pada ketinggian antara 29.000 hingga 41.000 kaki. Dengan demikian akan lebih banyak trafik yang melewati suati kawasan udara.

Demikian sekilas mengenai i fitur keselamatan yang ada pada pesawat udara yang memungkinkan ratusan ribuan  pesawat terbang dari satu bandara ke bandara lainnya dengan aman dan nyaman setiap harinya. Dan jumlah ini akan terus bertambah bersamaan dengan berkembanganya perekonomian di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun