Kalau perlu diperpanjang hingga ke Halim Perdana Kusuma dan terintegrasi dengan Kereta Cepat dan LRT di Stasiun Halim. Dan kalau Bandara Halim akan terus digunakan sebagai bandara komersial, maka bisa ditambah lagi satu stasiun LRT di dekat Bandara halim. Pilihan ini tentunya memerlukan tambahan pembangunan dan investasi. Tetapi tetap bisa dipertimbangkan.Â
Bukankah dulu pernah ada rencana membangun kereta api antara Bandara Halim dan Soekarno-Hatta. Sebagai contoh adalah kota Shanghai yang memiliki Bandara Hongqiao dan Pudong yang terintergarsi baik dengan metro (MRT), maupun kereta cepat dan bahkan Maglev selain dengan berbagai plihan angkutan bus.
Ada satu lagi usulan yang sebenarnya bukan hal baru, yaitu membuka akses Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdana Kusuma untuk TransJakarta.Â
Tentunya kita masih ingat bahwa Bandara Soekarno Hatta dulunya pernah dilayani oleh bus PPD rute Kali Deres Soekarno Hatta. Kalau tidak salah nomor busnya 214 Rute bus ini melewati Jalan Raya Rawa Bokor dan Benda langsung menuju kawasan Soekarno Hatta yaitu jalan di depan Tower, Imigrasi, Masjid, Kantor Pos dan terus ke Stasiun Ka Bandara yang sekarang.
Rute bus ini tidak melayani terminal, mungkin akan lebih banyak digunakan untuk melayani karyawan yang bekerja di bandara dan tinggal di kawasan Kali Deres hingga Rawa Lele, Benda, dan Rawa Bokor.Â
Bahkan bisa siapa saja yang siap berjibaku pindah-pindah kendaraan umum untuk menuju bandara. PPD juga pernah menyediakan layanan Bus Patas Grogol Bandara Soetta pada sekitar tahun 1990-an, kalau tidak salah Bus Patas P33.
Tentunya pilihan TransJakarta untuk melayani Kali Deres via Rawa Lele, Benda, dan Rawa Bokor, bukan merupakan pilihan yang sulit secara teknis. Kemauan politik dan pertimbangan ekonomis yang mungkin menjadi kendala utama.
Perlu diingat bahwa ini hanya memberikan alternatif angkutan dan bukan pilihan utama bagi penumpang. Karena naik TransJakarta melewati rute tersebut ke Kalideres mungkin akan mengambil waktu yang cukup lama mengingat kondisi jalan dan lalu lintas.Â
Selain rute ini, ada satu lagi rute TransJakarta yang sangat mungkin dan bisa jadi akan lumayan banyak penggunanya, Yaitu rute ke Pluit melewati Jalan Tol. Operasional TransJakarta tidak memerlukan terminal atau tempat khusus di Bandara, yang diperlukan hanya sebuah halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.Â
Demikian sekilas saran dan usulan yang mungkin bisa membuat stasiun kereta di bandara menjadi lebih ramai serta adanya alternatif angkutan yang ekonomis untuk menuju ke bandara.