"Mau Reunian Om?," tanya abang Ojol ketika saya meletakkan pantat di boncengan motor dari Stasiun KRL Rajawali menuju ke Taman Hutan Kota Kemayoran. Â
Sambil tersenyum di balik masker, saya menjawab "Ya" dan dipertegas dengan anggukan kepala. Â Ya tujuan saya kali ini memang untuk reuni dengan teman-teman anggota Komunitas Wisata Kreatif Jakarta dalam rangka Halal Bil Halal dengan sistem Potluck Party alias masing -masing membawa makanan untuk disharing bersama teman-teman.
Perjalanan dengan ojol lumayan lancar, hanya sekitar 10 menit saja, saya sudah sampai di pintu gerbang yang di dekatnya ada dinding dari batu alam bertuliskan Hutan Kota Kemayoran dengan huruf besar berbahan kuningan. Â Melewati pos satpam saya masuk ke kawasan hutan yang memiliki luas sekitar 22 hektar ini. Â Wah siapa sangka di tengah kota Jakarta masih ada kawasan hijau yang asri dengan pemandangan yang cantik. Â Waktu baru menunjukkan sekitar pukul 8.40 pagi sementara sesuai perjanjian acara baru dimulai pada pukul 9.00 pagi.
Pemandangan pertama yang menyambut kedatangan saya adalah anak-anak usia sekitar 10 tahunan yang sedang berlatih karate. Â Ada dua kelompok, yaitu anak perempuan yang dilatih seorang pemudi berusia belasan tahun dan juga anak laki-laki yang dilatih seorang pemuda yang juga masih remaja. Â Asyik juga menyaksikan mereka berlatih dengan penuh semangat.
Saya terus berjalan dan bertemu dengan sebuah jembatan kuning yang melintas di atas sebuah sungai atau kali kecil. Â Jembatan ini bentuknya melengkung dengan hiasan berbentuk kotak-kotak di atasnya. Tampak cantik dan merupakan salah satu spot yang instagrammable. Â Dengan perlahan saya menaiki jembatan ini sambil terus mencoba mencari teman-teman yang lain.
Di kejauhan tampak sebuah danau yang ukurannya lumayan luas dengan airnya yang tenang. Ranting-ranting dan dedaunan dari pepohonan yang ada di epi danau serta sebuah jembatan yang ada di tengah danau serta deretan apartemen yang menjulang tinggi menjadi suatu panorama yang cantik di pagi itu.
Tidak lama kemudian, saya bertemu dengan Bu Sara dan Mbak Dessy yang ternyata sudah lebih dahulu datang ke tempat ini dan menunggu sambil duduk di kursi lipat sambil menonton anak-anak berlatih karate. Â Sambil menunggu teman-teman yang lain, kami mencicipi samosa yang dibawa Bu Sarah. Wah ternyata sangat enak dan lezat disantap di hutan Kemayoran ini.Â
Tidak lama kemudian, Mbak Ia Latief pun muncul dan langsung mencari lokasi yang cocok untuk kami berkumpul nanti.  Ternyata merupakan suatu tempat di tepi danau beberapa menit berjalan kaki dari pintu masuk.  Kami kemudian berpindah tempat dengan melewati sebuah Jembatan berwarna merah yang letaknya beberapa menit berjalan kaki dari jembatan kuning yang pertama.  Di sini kami menyiapkan tempat duduk dengan meletakkan koran  serta merapikan makanan yang sudah tersedia. Satu persatu anggota halal bil halal datang berserta dengan bawaan makanan masing-masing.  Ada berbagai jenis kue tradisional seperti risoles, lontong, kue anting, bolu, pastel, serta ada juga yang membawa makanan berat berupa kuetiaw, atau nasi lengkap dengan lauk berupa ayam goreng. Bahkan ada juga yang membawa tikar atau alas duduk yang cantik.Â
Secara keseluruhan ada tiga belas anggota Wisata Kreatif Jakarta yang hadir pada acara ini. Dan asyiknya hampir seluruh taman hutan kota yang luas ini menjadi milik kami karena kebetulan pagi hingga siang itu, pengunjungnya memang sepi kecuali beberapa pekerja dan anak-anak yang tadi sedang berlatih karate. Â Kendaraan yang parkir juga tidak terlalu ramai.
Setelah menikmati makanan sambil bercakap-cakap dan bersenda-gurau, kami juga berfoto bersama di berbagai spot menarik, baik dengan latar belakang hutan alias pepohonan yang rindang, danau dengan air yang tenang serta deretan gedung wisma atlet di kejauhan.
"Hutan Taman Kota Kemayoran ini diresmikan sekitar akhir tahun 2019," salah seorang peserta halal bil hala menceritakannya pengalamannya berkunjung ke tempat ini ketika pandemi belum melanda. Namun diceritakan juga  tentang kisah sebuah jembatan kuning yang dulu pernah ada di atas danau. Ternyata ada sebuah  jembatan yang pernah roboh satu hari setelah jembatan ini diresmikan pada Desember 2019 lalu. Untungnya jembatan itu roboh ketika tidak ada orang yang melintas.Â
Bersama-sama kami berjalan di hutan taman kota melewati jogging track atau jalur sepeda yang melintas di area hutan Kemayoran. Â Ternyata di sini juga ada sebuah tempat yang mirip dengan Taman Burung di Taman Mini. Ini adalah penangkaran burung yang bentuknya mirip kubah. Â Kami mendekat dan sejenak mengintip beberapa jenis hewan yang ada di dalamnya. Ada beberapa ekor kalkun yang ukurannya cukup besar dan juga berbagai jenis burung dan unggas.Â
Di samping penangkaran burung di sini juga ada penangkaran kupu-kupu, hutan Mangrove dan berbagai fasilitas konservasi, edukasi dan juga rekreasi.
Sekitar jam 12 siang kami pun Bersiap-siap untuk meninggalkan Taman Hutan Kota ini karena jam buka memang hanya sampai jam 12 dan bagi yang ingin berkunjung, perlu juga diperhatikan bahwa taman hutan ini hanya buka pada akhir pekan yaitu, Sabtu dan Minggu.Â
Sekedar tips juga bahwa diharapkan membawa makanan atau minuman sendiri karena memang tidak ada yang berjualan. Dan yang penting juga membawa kantong plastik sampah sendiri, karena diharapkan jangan meninggalkan sampah di tema ini kecuali kenangan yang manis. Â Oh ya di sini juga tidak ada fasilitas toilet kecuali di pos satpam dekat pintu masuk.
Sampai jumpa di Taman Hutan Kota Kemayoran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H