Tidak lama kemudian, saya bertemu dengan Bu Sara dan Mbak Dessy yang ternyata sudah lebih dahulu datang ke tempat ini dan menunggu sambil duduk di kursi lipat sambil menonton anak-anak berlatih karate. Â Sambil menunggu teman-teman yang lain, kami mencicipi samosa yang dibawa Bu Sarah. Wah ternyata sangat enak dan lezat disantap di hutan Kemayoran ini.Â
Tidak lama kemudian, Mbak Ia Latief pun muncul dan langsung mencari lokasi yang cocok untuk kami berkumpul nanti.  Ternyata merupakan suatu tempat di tepi danau beberapa menit berjalan kaki dari pintu masuk.  Kami kemudian berpindah tempat dengan melewati sebuah Jembatan berwarna merah yang letaknya beberapa menit berjalan kaki dari jembatan kuning yang pertama.  Di sini kami menyiapkan tempat duduk dengan meletakkan koran  serta merapikan makanan yang sudah tersedia. Satu persatu anggota halal bil halal datang berserta dengan bawaan makanan masing-masing.  Ada berbagai jenis kue tradisional seperti risoles, lontong, kue anting, bolu, pastel, serta ada juga yang membawa makanan berat berupa kuetiaw, atau nasi lengkap dengan lauk berupa ayam goreng. Bahkan ada juga yang membawa tikar atau alas duduk yang cantik.Â
Secara keseluruhan ada tiga belas anggota Wisata Kreatif Jakarta yang hadir pada acara ini. Dan asyiknya hampir seluruh taman hutan kota yang luas ini menjadi milik kami karena kebetulan pagi hingga siang itu, pengunjungnya memang sepi kecuali beberapa pekerja dan anak-anak yang tadi sedang berlatih karate. Â Kendaraan yang parkir juga tidak terlalu ramai.
Setelah menikmati makanan sambil bercakap-cakap dan bersenda-gurau, kami juga berfoto bersama di berbagai spot menarik, baik dengan latar belakang hutan alias pepohonan yang rindang, danau dengan air yang tenang serta deretan gedung wisma atlet di kejauhan.
"Hutan Taman Kota Kemayoran ini diresmikan sekitar akhir tahun 2019," salah seorang peserta halal bil hala menceritakannya pengalamannya berkunjung ke tempat ini ketika pandemi belum melanda. Namun diceritakan juga  tentang kisah sebuah jembatan kuning yang dulu pernah ada di atas danau. Ternyata ada sebuah  jembatan yang pernah roboh satu hari setelah jembatan ini diresmikan pada Desember 2019 lalu. Untungnya jembatan itu roboh ketika tidak ada orang yang melintas.Â
Bersama-sama kami berjalan di hutan taman kota melewati jogging track atau jalur sepeda yang melintas di area hutan Kemayoran. Â Ternyata di sini juga ada sebuah tempat yang mirip dengan Taman Burung di Taman Mini. Ini adalah penangkaran burung yang bentuknya mirip kubah. Â Kami mendekat dan sejenak mengintip beberapa jenis hewan yang ada di dalamnya. Ada beberapa ekor kalkun yang ukurannya cukup besar dan juga berbagai jenis burung dan unggas.Â
Di samping penangkaran burung di sini juga ada penangkaran kupu-kupu, hutan Mangrove dan berbagai fasilitas konservasi, edukasi dan juga rekreasi.