Pandemi Covid 19 yang mulai menghantam dunia termasuk Indonesia sejak awal 2020 lalu kini memang sudah mereda. Â Tetapi dunia tidak akan pernah sama lagi dibandingkan dengan era prapandemi. Kini kehidupan telah berubah dan jarum jam tidak akan bisa diputar mundur walau dengan mesin waktu.
Benar pepatah yang mengatakan bahwa Tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan. Â Dan salah satu perubahan yang mengubah cara hidup kita adalah di dunia pendidikan. Bagaimana semua insan baik pelajar dan mahasiswa dan juga guru dan dosen telah berubah seiring dan sejalan dengan virus Covid yang juga mengubah dunia.Â
Saya masih ingat ketika pertama kali kampus-kampus mulai menerapkan kuliah daring sejak Februari atau Maret 2020. Â Kegiatan belajar mengajar yang biasanya diselenggarakan dengan cara konvensional tatap muka secara drastis berubah. Sekolah atau kampus yang biasanya ramai dengan murid, guru, mahasiswa dan dosen tiba-tiba berubah menjadi sepi bak kuburan. Dan tiba-tiba saja kegiatan belajar mengajar harus diselenggarakan dengan daring.
Saat itu, masih banyak pihak yang belum siap dan belum terbiasa. Baik secara mental, maupun secara teknologi dan kelengkapan. Â Ada dosen atau guru yang mungkin lebih terbiasa mengajar dengan cara konvensional dan bercerita dengan narasi yang bisa dituliskan di papan tulis, ada juga yang terbiasa dengan interaksi langsung sambil sesekali mengawasi mahasiswa atau murid. Dengan pengajaran daring, maka banyak fitur kegiatan belajar mengajar yang menjadi terdistorsi dan harus berubah dengan tiba-tiba. Â Sementara untuk mahasiswa atau murid, juga banyak yang belum siap dengan kehadiran jaringan internet di rumah, baik melalui WIFI atau pun telepon genggam.
Pengajaran melalui daring juga memiliki banyak kekurangan dimana kadang terasa bahwa baik guru maupun dosen seakan-akan mengajar dan berbicara dengan tatapan kosong ke arah layar komputer atau gadget, sementara murid atau mahasiswa bisa saja melakukan kegiatan lainnya saat itu. Bisa saja mereka setengah tertidur atau bahkan mematikan layar dan melakukan kegiatan lain. Â Kalau diabsen satu per satu pun akan sulit memastikan bahwa mereka benar-benar berada di kelas.
Namun apa mau dikata, dunia memang sudah berubah dengan kemajuan teknologi dan dipercepat dengan kehadiran pandemi. Semua pihak baik sekolah, universitas, guru, dosen, maupun mahasiswa dan murid mau tidak mau harus menerima perubahan ini tanpa protes. Â Karena memang tidak ada acara lain agar pendidikan dan pengajaran masih tetap berlangsung. Kalau tidak ada pengajaran atau kuliah atau sekolah daring, maka kegiatan pendidikan harus terhenti. Singkatnya untuk tetap hidup kita semua pun harus berubah dan menyesuaikan diri.
Seiring berjalannya waktu, setelah satu atau dua semester, ternyata semuanya dapat beradaptasi dengan cara baru ini, Para pendidik baik guru dan dosen juga sudah mulai terbiasa menyiapkan materi ajar dengan lebih baik dan teratur. Sebagian menggunakan berbagai macam bahan yang lebih variatif agar sekolah dan kuliah tidak membosankan. Â Sementara mahasiswa ataupun murid juga telah lebih terbiasa dengan sistem sekolah atau kuliah online dan bisa menyesuaikan diri dengan lebih independen mencari bahan kuliah atau materi di dunia maya, bahkan sebelum kuliah atau pelajaran dimulai. Â Dengan cara begini kegiatan belajar daring terasa lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Kegiatan bisa lebih interaktif dengan sesi tanya jawab yang lebih banyak dibandingkan dengan hanya kegiatan monolog ketika guru atau dosen menerangkan isi mata kuliah atau mata pelajaran.
Kini, setelah pandemi mulai mereda dan sebagian besar sekolah atau kampus sudah menyelenggarakan kegiatan belajar tatap muka, namun sebagian sekolah atau kampus ada juga yang masih mengadakan kegiatan belajar mengajar secara hibrid yaitu campuran tatap muka dan daring. Â Ternyata usut-punya usut ada beberapa kelebihan yang didapat dari sekolah atau kuliah online dibandingkan dengan tatap muka. Yuk kita bahas secara singkat beberapa di antaranya.
Pertama yang membuat kegiatan belajar mengajar secara daring lebih disukai adalah fleksibilitas terhadap ruang dan waktu. Â Paling tidak fleksibilitas ruang alias tempat. Murid bisa berada di rumah, atau dimana saja ketika belajar sementara guru atau dosen pun bisa berada di rumah, di kampus, atau bahkan di jalan atau di tempat liburan sekali pun. Â Ini adalah kebebasan luar biasa yang diberikan oleh kuliah atau seolah daring.
Hal kedua juga sangat mendasar dan penting baik bagi pengajar maupun murid atau mahasiswa, yaitu sekolah daring bisa menghemat biaya transportasi.  Dengan kuliah atau sekolah daring, maka kita semua tidak usah datang ke sekolah atau kampus, dan pada gilirannya tidak usah mengeluarkan biaya transportasi baik bensin, ongkos parkir, naik angkutan umum dan tentu saja terhindar dari kemacetan bagi yang berada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya.  Penghematan biaya transportasi ini cukup signifikan bagi kampus atau sekolah yang ada di kota besar sepeti  Jabodetabek, bayangkan saja misalnya bagi yang  tinggal di Bogor dan harus mengajar di Bekasi atau Tangerang.