Kawasan Dago di Bandung utara selalu menarik untuk dikunjungi. Â Akan tetapi kalau kita berkendara di jalan utama Ir. H. Â Juanda, jalan ini biasanya selalu ramai dan padat, terutama di sekitar simpang dengan Jalan Siliwangi dan Dipati Ukur dekat gerai Mc. Donald.
Untuk menikmati pemandangan ada baiknya kita berjalan kaki saja seperi yang saya lakukan di suatu pagi di awal bulan Mei. Â Kali ini saya memulai perjalanan di persimpangan Jalan Siliwangi , tepat di seberang Babakan Siliwangi dan menuju ke Jalan Sangkuriang yang lalu lintas kendaraan nya biasanya agak sepi dan selalu lancar.
Walau sering lewat jalan ini dengan kendaraaan, ternyata dengan berjalan kaki kita dapat mengenal lebih banyak gedung dan bangunan yang ada di kawasan ini.
Tepat di mulut jalan, yaitu di jalan Sangkuriang no 2 ada sebuah bangunan milik pemerintahan Jawa Barat. Sebuah gedung yang lumayan besar dan tampak modern. Di depan gedung ini ada baliho ucapan selamat kepada gubernur Ridwan Kamil atas terpilihnya Jawa Barat sebagai provinsi terbaik.
Tepat di seberangnya, ada sebuah hotel yang tidak terlalu besar yang terlihat lumayan cantik. Sekilas hotel ini seperti sebuah rumah besar yang cantik walau di sisi lain terlihat bangunannya yang terdiri dari 4 atau lima lantai .
Saya terus berjalan menyusuri trotoarnya yang sempit dan bertemu dengan sebuah Angkot Stop. Halte ini hanya berupa penanda dengan nomor angkot 26 jurusan Cisitu Tegalega dilengkapi dengan nama-nama halte yang dilewati.
Namun kondisinya sangat menyedihkan dan tampak tidak terawat seperti kebanyakan fasilitas transportasi umum di kota Bandung.
Saya terus berjalan. Di sebelah hotel ada sebuah rumah tua dengan atsitektru yang tampak cantik dengan  halaman yang liuas. M Rumah-rumah di Jalan Sangkuriang pada umumnya memiliki lahan yang sangat luas.
Sementara di sebelah kanan ada sebuah guest House dan juga sebuah Cafe dan juga kantor sampai akhirnya saya bertemu dengan kantor kecamatan Coblong dan Polsek .
Saya twrus berjalan di trotoar yang unik karena banyaknya pohon pohon besar denagn akar -akar yang menjuntai. Sewaktu berjalan sesekali saya harus menunjukkan tubuh.Â
Di sebelah kiri ada lagi rumah-rumah tua dengan arsitektur yang sangat khas dan sangat cantik. Tampaknya dijadikan perkantoran karena memang sangat besar dna halamannya pun lumayan luas.
Di depannya ada sebuah tukang bubur ayam  yang terlihat lumayan ramai pengunjungnya pagi itu baik yang makan di tempat dan ada juga yang membeli untuk di bawa pulang.
Sementara  di seberang jalan ada lagi kantor pemerintahan berupa Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang masih termasuk dalam kementerian perindustrian.
Kembali ke sisi kiri ada lagi sebuah bangunan tua yang kali ini bagikan lebih menarik karena bentuk atapnya yang khas. Â Mirip piramida dan bahkan lantai dua gedung seakan-akan muncul di dalam atap. Â Rumah atau gedung dengan halaman yang luas ini juga meniliki dua pintu gerbang yang khas dan unik.
Jalan-jakan di sekitar Jalan Sangkuriang ini memang menarik sekaligu masih dapat menikmati bangunan-bangunan tua yang cantik dengan halaman yang luas. Â Sementara sebagian bangunan itu ada yang sudah berubah menjadi bangunan modern.
Dengan berjalan kaki ini kita melihat potensi besar yang dimiliki Bandung sebagai salah kota yang cantik dan pernah dijuluki Parijs van Java, sekaligus tantangan yang tidak kalah besar untuk mengembangkannya menjadi kota yang maju dengan segala  keterbatasan dan tantangan seperti padatnya penduduk, kemacetan lalu lintas serta pengembangan Infrastruktur  dan transportasi publik.
Bandung memang selalu menarik untuk dikunjungi. Apalagi dengan berjalan kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H