Di foyer atau beranda  ada tulisan Marius Huswitt dan angka tahun 1901 yang melambangkan bahwa gereja ini selesai dibangun pada 1901 di bawah pengawasan arsitek tersebut walau sebenarnya dirancang oleh Pastur Dijkman ketika pertama kali dibangun pada 1890.
Pada sebuah prasasti dari pualam juga tertulis dalam bahasa Latin sekilas sejarah pembangunan gereja katedral hingga diresmikan pada 21 April 1901. Di tengah prasasti ada tulisan DOM yang ternyata merupakan singkatan dalam bahasa Latin Deus Optimus Maximus yang berarti Allah yang Maha Baik dan Maha Besar. Â
Sementara di sisi lain ada lagi sebuah prasasti dari granit hitam yang menyatakan terima kasih kepada seorang berkebangsaan Belgia, Du Bus de Gisgnies yang berjasa mendapatkan lahan untuk gereja ini.Â
Di dinding lain, Â ada lagi sebuah prasasti yang relatif masih baru, yaitu peresmian pemugaran besar-besaran gereja katedral pada 1988 yang ditandatangani oleh Menko Kesra Supardjo Rustam.
Kami kembali ke ruang utama alias panti umat dan ternyata sudah ada beberapa Jemaah yang datang dan tidak lama lagi misa akan segera dimulai. Â Kunjungan di dalam gereja pun harus diakhiri dan selanjtunya dilanjutkan ke halaman gereja.
Dari luar gereja sekan-akan memiliki dua menara walau sebenarnya ada menara ketiga yang terletak di pertemuan bidang denah gereja yang berbentuk salib. Â Kedua menara itu yang tampak dari depan tingginya 60 meter dan menara ketiga yang Bernama Menara Angelus Dei tidak terlihat dari depan memiliki tinggi 45 meter.Â
Menara yang sebelah utara disebut menara Benteng Daud dan melambangkan keperkasaan yang menjaga Bunda maria. Sedangkan Menara Gading melambangkan kesucian beliau.Â
Di atas pintu masuk utama ada sebuah jendela kaca dari timah yang berbentuk bunga mawar dengan 12 kelopak, Ini juga melambangkan bunda maria dan angka dua belas melambangkan jumlah 12 rasul.