Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Raffles, Bapa Suci dan Kusni Kasdut di Museum Katedral Jakarta

19 April 2023   09:42 Diperbarui: 19 April 2023   09:43 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merawat Ingatan: Dokpri
Merawat Ingatan: Dokpri

"Merawat ingatan bersama akan mendorong kita semua untuk ikut memikul tanggung jawab sejarah," sebuah kutipan dari Mgr. Ignatius Suharyo ada pada zona yang dinamakan Panorama Sejarah yang berisi informasi mengenai sejarah gereja Katolik di Indonesia yang sudah masuk sejak sekitar abad ke XVI. 

Kemudian kami diajak masuk ke sebuah ruangan berisi replika sebuah perahu belo yang digunakan oleh misionaris Katolik ke wilayah timur Indonesia di zaman dahulu.  Pada dinding di belakangnya sebuah layar juga menayangkan video mengenai sejarah gereja Katolik di Indonesia.  Ternyata ini adalah replika perahu yang digunakan oleh Pastor Bonneke yang meninggal karena tenggelam di Selat  Lobetobi/Larantuka pada 20 Juni 1889.

Video di dinding: Dokpri
Video di dinding: Dokpri

Kemudian di ruangan sebelahany juga dipamerkan berbagai koper besar dari kaleng aluminium atau besi yang dulu dipakai oleh para misionaris ketika datang ke Nusantara.  Juga ada foto 7 Suster Ursulin yang datang ke Batavia pada 1856 dan kemudian mendirikan sekolah Santa Ursula termasuk sebuah kursi roda yang pernah dipakai oleh salah seorang suster tersebut, yaitu Suster Emanuella. Juga ada sebuah sepeda ontel yang dulu digunakan oleh para pastor dan romo dalam melayani umat.

Ummat bawah tanah: Dokpri
Ummat bawah tanah: Dokpri

Kami kemudian masuk ke ruangan lain yang berisi lintasan sejarah umat Katolik Di Nusantara yang diawali dengan kisah mengenai Umat Bawah Tanah, yaitu ketika Gereja Katolik di Indonesia belum diresmikan oleh Vatikan namun umatnya sendiri sudah ada di berbagai daerah terutama di Indonesia Timur.  Dijelaskan juga saat zaman VOC dan sebelumnya Katolik merupakan agama yang dilarang di Indonesia oleh VOC yang beragama Protestan.  Baru pada tahun 1807 ketika Belanda berada di bawah pemerintahan Perancis, Raja Louis memberi persetujuan kepada Paus Pius VII mengangkat Pastor Jacobus Nelisson sebagai Prefektus Apostolik sekaligus menyatakan bahwa keberadaan gereja Katolik di Hindia Belanda menjadi resmi di bawah Vatikan.

Demikianlah kita terus mendapat penjelasan mengenai sejarah gereja hingga Gereja di Jakarta mendapat status Keuskupan dan kemudian di Indonesia ada seorang Kardinal. Kita juga melihat peralihan kepemimpinan dari pastor kebangsaan Belanda menjadi pastor dan Romo kebangsaan Indonesia sejak tahun 1953.

Deretan Pastor dan Romo: Dokpri
Deretan Pastor dan Romo: Dokpri

Lalu kita berpindah lagi ke zona Koleksi Katedral dimana disimpan berbagai benda bersejarah yang berhubungan dengan Gereja Katedral dan juga lintasan sejarah gereja Katolik di sebelumnya.  Dimulai pada 1808 ketika umat Katolik mendapatkan gereja pertamanya, yaitu di kawasan Senin Gang Kenanga yang merupakan bekas Gereja Protestan yang sudah tidak dipakai lagi..

Demikian waktu terus berlalu hingga akhirnya Dibangun gereja yang baru di tempat yang sekarang ini dan diberkati pada tahun 1829.  Namun gereja ini kemudian runtuh pada 1890 dan akhir baru pada 1901 gereja katedral yang sekarang berdiri megah ini selesai dibangun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun