Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Raffles, Bapa Suci dan Kusni Kasdut di Museum Katedral Jakarta

19 April 2023   09:42 Diperbarui: 19 April 2023   09:43 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Masjid Istiqlal anjangsana sore itu bersama Himpunan Pramuwisata Indonesia dilanjutkan ke Gereja Katedral.  Gereja ini sudah ribuan kali saya lewati, namun baru kali ini memiliki kesempatan dan alasan untuk memasukinya.  Sekilas tampak anggun dan cantik dengan arsitektur neo-gotik yang indah.

Setelah minta ijin pada bapak sekuriti yang menjaga di pintu masuk saya masuk ke halaman samping.  Di sini ada sebuah replika Garuda Pancasila lengkap dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang melambangkan keberagaman di negeri ini. Seperti keberagaman dan toleransi yang diejawantahkan pada keberdampingan gereja Katedral ini dengan masjid kebanggaan rakyat Indonesia, masjid Istiqlal.

Garuda Pancasila: Dokpri
Garuda Pancasila: Dokpri

Tujuan pertama kita kali ini adalah mampir ke Museum Katedral sebelum dilanjutkan dengan kunjungan ke dalam katedral yang dibangun pada pergantian abad ke XIX dan XX itu.  Di dekat pintu masuk ada sebuah prasasti pada marmer hitam yang menyatakan peresmian renovasi Gereja Katedral Jakarta dengan Narasi yang indah yaitu Kita Bhinneka Tunggal Ika dan ditandatangani oleh Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Jakarta tertanggal 14 November 2018.  Sementara di bawahnya ada sebuah prasasti yang menyatakan bahwa gedung ini diberkati oleh Pastor A. Kurris S.J pada 17 Agustus 1991. ..

Pemandu wisata Museum Katedral: Dokpri
Pemandu wisata Museum Katedral: Dokpri

Memasuki beranda museum, kami disambut dengan ramah oleh pemandu museum katedral yaitu Mas Greg dan Mbak Lili.  Di dinding sebelah kanan, ada sekilas informasi mengenai Romo Rudolphus Kurris S.J, seorang pastor yang pernah bertugas di Katedral Jakarta dan merupakan pendiri Museum Katedral ini.  Romo yang lahir di Maastricht, Negeri Belanda ini uga terkenal suka menulis dan beberapa hasil karyanya dipamerkan di dalam kotak kaca di dekat dinding ini. 

Bukunya yang terkenal adalah "Sejarah Seputar Katedral Jakarta," yang kebetulan ada dijual di museum ini.   Sementara di dinding sebelah kiri ada beberapa pengharagaan dari pemerintah DKI Jakarta baik kepada museum Katedral maupun buat katedral Jakarta sendiri.   

Benda peninggalan Romo Kurris: Dokpri
Benda peninggalan Romo Kurris: Dokpri

"Nama Gereja Katedral yang sejatinya adalah Gereja Santa Maria Diangkat ke Surga," demikian Mas Greg membuka percakapan sambil kemudian membagikan leaflet tenang Gereja Katedral.   Baru kemudian saya tahu bahwa katedral itu adalah salah satu pangkat dalam gereja Katolik dan hanya diberikan kepada gereja yang statusnya sebagai tempat kedudukan seorang uskup. Kata Katedral sendiri berasal dari bahasa Latin cathedra yang berarti Tempat Duduk.  

Mas Greg kemudian menjelaskan bahwa museum ini merupakan museum yang baru direnovasi dan selesai pada 2018 lalu sementara museum yang lama sendiri sudah ada sejak 1991.  Museum yang sekarang tampak modern dan dilengkapi dengan air conditioning yang sejuk dan terdiri dari sembilan zona.  Untuk sekitar 30 menit ini kita akan melihat-lihat isinya dengan selayang pandang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun