Salah satu dark side atau sisi gelap angkutan umum massal atau mass transportation adalah Pelecehan Sexual atau lebih umum disebut dengan istilah sexyal harassment. Â Insiden ini umumnya terjadi di berbagai moda angkutan umum baik bus maupun kereta api.Â
Sexual Harassament ini terjadi bukan hanya di Jakarta, melainkan juga di banyak kota-kota besar lainnya di dunia dan tentunya biasanya menimpa korban yang dianggap lebih lemah yaitu paran perempuan. Walaupun tidak menutup kemungkinan kaum lelaki juga bisa menjadi korban pelecehan seksual, tetapi probabilitasnya jauh lebih kecil dan sangat jarang terjadi.Â
Sebagai contoh, di Jepang ada sebuah istilah yang cukup popular untuk pelecehan seksual yaitu Chikan. Chikan dapat diartikan sebagai Gerakan yang tidak diinginkan seperti meraba, mencolek atau menyentuh bagian-bagian tubuh sewaktu di dalam gerbong kereta yang padat. Â Selain itu kadang pelaku juga mempertontonkan alat kelamin nya kepada korban dan ini pun termasuk pelecehan seksual yang cukup berat dan sering terjadi.
Selain itu ada beberapa modus chikan yang sering terjadi misalnya saja meraba-raba bagian tubuh korban, meraih tangan korban dan meletaknya di dekat alat kelamin pelaku, pura-pura tertidur dan mendekat ke tubuh korban, atau bahkan membisikan kata-kata yang porno ke korban. Â
Nah ternyata apa yang terjadi di Jepang dan di sebut dengan Chikan ini pula yang sering terjadi juga di berbagai kota besar lain, sebuta saja Hong Kong, atau juga Singapura dan tentu saja Jakarta.
Menurut data , Jakarta merupakan salah satu kota yang cukup marak terjadi pelecehan seksual di transportasi umum dan salah satunya adalah di kereta komuter dan juga bus Trans Jakarta. Pelecehan seksual di MRT sendiri termasuk agak jarang karena MRT Jakarta sendiri walaupun mengalami jam padat tetapi penumpangnya tidak sepadat KRL atau Trans Jakarta. Â Nah untuk itu, artikel ini akan lebih memfokuskan pada [pelecehan seksual yang terjadi pada jam padat di kereta komuter di Jabodetabek.
Baru-baru in, KAI Komuter mengeluarkan data jumlah penumpang pada minggu pertama April 2023, di mana penumpang harian bisa mencapai rata-rata sekitar 826 .500 orang lebih penumpang yang naik kereta KRL di Jabodetabek. Â Tidak mengherankan bila di jam sibuk suasana di dalam gerbong bisa sangat padat dan berdesakan. Situasi seperti inilah yang memberikan kesempatan kepada pelaku pelecehan seksual atau penjahat kelamin beraksi menyalurkan nafsu bejatnya. Â
Namun pelecehan seksual pun bisa saja terjadi dalam berbagai bentuk yang mungkin terjadi walau gerbong tidak dalam keadaan padat. Hal ini bisa melibatkan pelecehan berbentuk verbal seperti cat-calling dan bentuk-bentuk lainnya.
Perilaku pelecehan seksual atau Chikan ini akan semakin marak karena pada umumnya korban tidak berani melawan dan sangat jarang yang berani melaporkan peristiwa ini. Sehingga pada umumnya pelaku dengan bebas melakukan aksi bejatnya. Â Selain itu ada juga budaya yang kurang adil terhadap kaum perempuan yang menjadi korban karena ketika melaporkan terjadinya pelecehan seksual, malah dibalik dengan pertanyaan apakah kamu memang sengaja memancing pelecehan seksual dengan memakai pakaian yang mungkin terlalu seksi sehingga memancing pelaku?
Lantas bagaimana caranya agar kita terhindar dari pelecehan seksual di kereta api? Tentunya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika naik kereta api terutama di waktu jam-jam sibuk. Â Salah satunya adalah dengan naik gerbong khusus Wanita. Namun karena jumlah gerbong ini juga terbatas, maka ada beberapa tips yang dapat dilakukan oleh penumpang, terutama penumpang Wanita: