Selain relief mengenai sejarah perjuangan, juga terdapat relief pahlawan nasional seperti Pangeran Diponegoro, Pattimura, dan juga Tuanku Imam Bonjol.Teuku Umar, R.A Kartini , Dr Wahidin, Ki Hadjar Dewantara dan Jenderal Sudirman.
Di belakang museum terdapat sebuah rumah besar dengan halaman yang sangat luas. Mirip rumah bangsawan Yogya yang ternyata adalah Ndalem Brontokusuman atau kadang disebut juga  Ndalem Pugeran.  Bahkan menurut sejarah, tanah Museum Perjuangan ini pun sebenarnya masih termasuk kawasan Ndalem Brontokusuman ini.  Tidak ada informasi lebih jelas mengenai tempat ini kecuali sebuah papan bertuliskan bahwa lahan ini adalah tanah milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dengan luas 6945 meter persegi.
Saya terus berjalan mengelilingi museum dan tiba di sisibarat. Di sini ada bangunan Kantor Museum Perjuangan dan juga berbagai fasilitas pendukung lainnya. Tentu saja sedang tutup pagi itu.
Sekitar 5 sampai 10 menit berjalan, saya sampai kembali ke pintu utama yang tangganya dijaga oleh sepasang makara yang Anggun.Â
Demikianlah sekilas perjalanan napak tilas dengan melakukan pradaksina sekali putaran saja di museum Perjuangan yang kebetulan sedang tutup. Â Walaupun begitu kami semua tetap bergembira karena masih sempat menikmati keindahan eksterior dan bentuk arsitektur bangunan yang mirip candi ini.
Perjalanan kemudian dilanjut menuju Museum Sasmitaloka yang dulunya merupakan rumah kediaman Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H