Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ada Doa Siwir-Siwir di Gereja Katolik yang Mirip Candi

3 April 2023   21:02 Diperbarui: 9 April 2023   23:04 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Relief Yesus dihukum mati | Dokumentasi pribadi

Prasasti | Dokumentasi pribadi
Prasasti | Dokumentasi pribadi
Tidak jauh dari candi juga ada sebuah prasasti "Pemurnian Menjado Gereja Katilik Sejati dan Kawa Sejati" yang ditandatangani oleh Mgr Yohanes Pujasumarta sebagai Uskup Agung Semarang pada Juni 2012 sekaligus memperingati bahwa ditempat ini dulu pernah ada gereja sementara ketika gereja ini mengalami kerusakan berat akibat gempa 2006.

Di bagian paling bawah prasasti ada tulisan Pengetan 50 tahun Gereja Ganjuran bertanggal 16 April 1924-16 April 1974. Apa itu Pengetan? Sejenak saya lupa namun kemudian terlintas kembali dalam ingatan bahwa kata ini dalam bahasa Jawa berarti peringatan.

Berada di kompleks gereja ini, kita memang dapat merasakan sejenak ketenangan dan keheningan walau suasana jemaah dan pengunjung lumayan ramai.

Berdasarkan sejarahnya ternyata gereja Ganjuran ini merupakan Gereja Katolik tertua di kawasan Bantul yang pertama kali dibangun oleh dia bersaudara orang Belanda Julias dan Joseph Schmutzer pada 1904 dan baru diresmikan pada 1924.

Gereja ini memang menjadi unik karena dibangun dengan mengadaptasi budaya dan kultur Jawa sehingga Yesus digambarkan sebagai seorang raja Jawa yang sedang duduk di singgasana. Dan juga ada unsur agama Hindu dalam bentuk candi yang juga menjadi tempat berdoa.

Ternyata, tidak percuma saya datang jauh-jauh ke Ganjuran karena menemukan gereja Katolik yang sangat unik lengkap dengan buku doa dan Siwir-siwir. Namun sampai sekarang saya belum tahu apa siwir-siwir, mungkin ada pembaca yang bisa membantu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun