Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Seandainya Kita Bisa Mengalah untuk Menang dalam Menghadapi FIFA dan Israel

30 Maret 2023   10:10 Diperbarui: 30 Maret 2023   10:14 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita buruk itu akhirnya datang juga. Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U 20 yang penyelenggaraannya sudah di depan mata.   Masalahnya pun bukan hal teknis, melainkan politis yaitu masifnya penolakan atas kedatangan timnas Israel untuk main di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, kontroversi dan gelombang penolakan atas ikut sertanya timnas Israel di Indonesia baru menghangat ketika persiapan Piala Dunia U 20 sudah mendekati titik akhir.   Penolakan ini memang tragis karena sebenarnya lolosnya Israel sudah diketahui sejak Juni 2022 lalu.

Banyak pihak yang secara terus terang menolak kedatangan Israel dengan alasan bahwa Indonesia menjunjung tinggi kemerdekaan segala bangsa dan penjajahan di atas bumi harus dihapuskan. Selama Palestina masih dijajah Israel, Indonesia tidak akan mau mengakui Israel termasuk mengundang atau menerima Israel sebagai tamu. Termasuk bermain di Piala Dunia U 20 ini.

Yang unik gelomang penolakan ini terasa lebih menyeluruh karena bukan hanya kelompok, umat, atau ormas Islam seperti Alumni 212, atau Muhammadiyah atau partai Islam seperti PKS, melainkan tokoh politik dan sosok masyarakat yang biasanya tidak begitu memusuhi Israel pun kali ini tampil gagah menolak Israel.  Sebutkan saja misalnya PDIP dan juga Gubernur Bali atau bahkan Gubernur Jawa Tengah yang merupakan salah satu calon kuat menjadi capres 2024 nanti.

Walau sebenarnya semua pihak yang menolak sudah tahu akibatnya bahwa FIFA tidak akan main-main jika menjatuhkan sanksi.  Tetapi usaha untuk menyelamatkan hak menjadi tuan rumah akhirnya sia-sia. Jokowi sendiri yang tampil mengatakan bahwa ada baiknya memisahkan politik dengan olah raga, atau Gibran yang bersedia menjadi tuan rumah untuk drawing menggantikan Bali serta pertemuan Erick Thohir menghadap FIFA di Qatar tidak bisa menyelamatkan impian Indonesia untuk mencatat sejarah menjadi tuan rumah.

Sepak bola Indonesia dan juga olahraga Indonesia kembali ke titik nadir. Jika sanksi lanjutannya adalah larangan untuk mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2026 atau bahkan ikut serta atau menjadi tuan rumah even internasional, tentunya kan membuat tim sepak bola Indonesia tidak bisa bertanding di ajang internasional.  

Belum lagi hal ini juga mencoreng citra Indonesia dari negeri dengan penduduk muslim terbanyak yang moderat menjadi negeri yang sangat tidak bersahabat dengan Israel.

Banyak pihak yang mengatakan bahwa sikap kita ini konsisten dengan apa yang dilakukan Bung Karno pada era tahun 1960-an... Ketika itu Indonesia misalnya dikeluarkan dari FIFA dan bahkan IOC karena tidak mengundang Israel dan Taiwan.  Karena ketika itu Indonesia berteman dengan RRT.     Bahkan Indonesia secara politis kemudian juga berani keluar dari PBB.

Namun situasi geopolitik saat ini mungkin sudah jauh berbeda dengan saat ini. Kala itu, Indonesia secara politis mempunyai pengaruh dan pendukung yang cukup kuat. Ada RRT, atau bahkan Tiongkok, dan sebagian besar negara Asia Afrika dan dunia ketiga yang mendukung. Dikeluarkan dari IOC, Indonesia bahkan sukses menyelenggarakan Olimpiade tandingan Bernama Ganefo.   Tentu situasinya sangat berbeda dengan sekarang..

Seandainya saja. Ah seandainya saja. Penyesalan memang selalu datang terlambat.  Seandainya saja sebagian besar tokoh masyarakat dapat menahan diri dari membuat pernyataan yang terkesan galak. Seandainya kita sebagai bangsa bisa sekedar atau sejenak mengalah saja.  Kita tetap bisa menerima Israel untuk bermain dan pada saat yang sama menyuarakan dukungan kepada Palestina untuk merdeka.   Kita bahkan bisa menyampaikan pesan-pesan itu ketika mata dunia tertuju ke Indonesia ketika kita menjadi tuan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun