Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menolak Timnas Israel dan Menzholimi Diri Sendiri

29 Maret 2023   11:57 Diperbarui: 29 Maret 2023   12:06 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan yang membuat akal sehat lebih terbaik-balik lagi adalah sebenarnya Indonesia selama ini tidak selalu konsisten dalam menolak Israel.  Ada berbagai contoh kejadian dimana atlet Israel pernah masuk dan bermain di Indonesia.  Misalnya saja Mikahil Yakolev , atlet balap sepeda yang bertanding di kejuaran dunia UCI Track Nation Cup yang berlangsung Februari 2023 lalu di Jakarta. Lalu ada juga  Yuval Shemia, atlet panjat tebing yang ikut Piala Dunia pada September 2022 lalu dan juga ada  Misha Ziberman, atlet badminton yang pernah bermain di Kejuaraan Dunia di Jakarta pada 2015.

Bukan hanya dalam bidang olah raga, yang lebih bikin kita geleng-geleng adalah kehadiran delegasi Israel dalam forum Inter Parliamentary Union ke 144 yang diadakan di Nusa Dua, Bali pada 2022 lalu.    Nah anehnya kalau pada beberapa kesempatan lalu delegasi atau atlet Israel bisa ikut berpartisipasi dalam pertandingan olahraga atau acara resmi di Indonesia, mengapa kali ini Timnas Israel tidak boleh.

Lagi pula dengan menolak Israel, Indonesia akan dikenang menjadi negara yang ingkar janji dengan kesepakatan yang telah ditandatangani pada saat mengajukan diri sebagai tuan rumah.  Sudah pasti salah satu syarat FIFA kala itu adalah Indonesia harus bersedia menerima semua negara yang lolos kualifikasi, termasuk Israel. 

Mungkin saja ketika iti, tidak ada yang mengira bahwa Israel akan lolos. Tetapi Nasib  menentukan lain. Isreal  ternyata lolos dan diharapkan agar Indonesia lebih dewasa dalam bersikap demi kebaikan Indonesia sendiri di masa depan.  

Pertanyaannya adalah apakah kit ab isa bersikpa dewasa dan tidak menzholimi diri snediri.  Apa lagi Palestina sendiri tidak memnita untuk dibela dalam hal ini seperti pernyataan duta besar Palestina untuk Indonesia.  Lalu siapa yang dibela dengan menolak timnas Israel?

Akhir kata, seandainya kita dapat sekali ini saja berbesar hati dengan mengalah untuk menang, demi kebaikan dunia sepakbola, olahraga dan juga citra Indonesia di dunia internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun