"Satus sewidak wolu," demikian jawaban Mbah Marto ketika saya menanyakan usianya dalam bahasa kromo: "usianipun panjenengan pinten?"
Jawaban yang berarti 168 tahun ini membuat saya kaget. Baik lah nanti kita akan tahu berapa usia Mbah yang sejati.
Percakapan ini terjadi di sebuah tempat makan legendaris di kawasan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Rumah makan tradisional ini terletak di sebuah rumah tua yang sederhana dan terusir dari banyak ruangan dengan susuan meja kursi  yang jsangt bersahaja.
"Mangut Lele Dapur Asli Mbok Marto Ijoyo," ini adalah nama resmi yang tertulis pada beberapa poster dan spanduk yang ada di berbagai tempat di rumah restoran ini. Â Sesekali dilengkapi keterangan bahwa resto ini sama sekali tidak membuka cabang.
Ketika kami datang, langsung dipersilahkan untuk mengambil sendiri nasi dan makanan sesuai selera.
Tentu saja menu andalan di tempat ini adalah Mangut Lele yang disiapkan secara khas yaitu dengan metode pengasapan. Bahkan pelanggan  bisa melihat sendiri lokasi tempat pengasapan mangut lele tersebut.
Di sini mangut ditusuk menggunakan bambu dan lalu diasapkan  dengan sabut kelapa. Cara  tradisional ini sudah digunakan sejak lebih 60 tahun lalu ketika Mbok Marto pertama  kali memulai usaha ini.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal mangut lele yang digunakan harus spesial, yaitu ukuran besar, dan masih segar. Â Setelah diasap , mangut kemudian dimasak dengan tambahan bumbu spesial.
Selain mangut juga ada pilihan berbagai jenis lauk seperti kepala Manyung, udang , usus, iso bacem, paru serta menu tambahan seperti petai bakar. Juga ada garang asam yang dimasak dengan cara dikukus.
Sementara sayuran pelengkap juga banyak pilihan baik kuah opor tahu tempe dan telur, sayur gudeg, lalapan, krecek dan kuah manyun yang sedap dengan warna merah menantang.
Untuk memberikan variasi dan pengalaman kuliner dengan cita rasa tradisional yang legendaris, tentu saja ada kerupuk dan berbagai jenis gorengan seperti bakwan, goreng pisang, tapai goreng dan tempe mendoan.
Lebih asyik lagi pelanggan bebas mengambil dan makan semua menu yang ada dan baru kemudian membayar atas dasar kepercayaan saja.
Resto ini memang lumayan terkenal, bahkan banyak selebritis dan juga pejabat yang pernah berkunjung ke sini dibuktikan dengan banyaknya foto yang dipajang di dinding . Â
Ada Bondan Winarno, Atta dan Aurel, Chef Renata dan juga Menaker Ida Fauziyah serta Menlu Retno Marsudi dan tentunya masih banyak lagi:.
Selesai makan, di beranda rumah, duduk sang legenda, yaitu ambil Marto yang sedang berfoto bersama beberapa  pengunjung . Â
Saya kemudian ikut menghampiri, minta izin berfoto sekaligus menanyakan usia beliau.
Jawaban dengan menggunakan bahasa Jawa ini tentunya membuat saya heran sambil bertanya-tanya dalam hati. Apa benar usia beliau seratus enam puluh delapan tahun?
Namun pertanyaan ini segera terjawab ketika saya membayar ke kasir. Pria yang memakai kaos kuning dan topi warna khaki dan mungkin masih cucu Mbok Marto menjelaskan bahwa usia sebenarnya Mbok Marto adalah 93 tahun.
"Namun beliau selalu menjawab 168 tahun jika ditanya usianya," tambah pria tadi sambil menjelaskan bahwa resto ini juga menyediakan mangut lele dan produk lain yang sudah dibukakan alis frozen dan siap dikirim ke luar kota.
Akhirnya terjawab sudah teka-teki usia Mbok Marto.
