Suasana resto taman kian terasa dengan tata letak kursi dan meja yang ada dalam pendopo atau gazebo yang terbuka dan beratap genteng tanah liat.
Di salah satu pojok terdapat seperangkat alat musik gamelan yang lumayan lengkap. Â Di tepian pendopo juga banyak dekorasi berbentuk guci dari tanah liat. Â
Kursi dan meja sangat antik karena terbuat dari kayu dan juga rotan. Ada meja yang bundar ada juga berbentuk segi empat.
Di sini kami sejenak berbincang-bincang dengan Zuraida Novita yang lebih suka dipanggil Mbak Ita, yang merupakan pemilik sekaligus pengelola Kopi Lumbung Mataram.
Kami mulai memesan makanan dan minuman berupa bakmi Godog, dan wedang rempah.  Tak lama kemudian muncul kudapan berupa mendoan, singkong goreng dan juga pisang goreng.  Ada juga yang memesan  bakmi goreng, teh manis atau kopi madu.
"Kopi Lumbung Mataram dibuka sejak 2020," demikian Mbak ita memulai percakapan dan menjelaskan bahwa resto Cafe ini memiliki misi untukÂ
memberdayakan masyarakat sekitar. Â Selain menggunakan tenaga kerja di sekitar Kota Gede, Lumbung Mataram juga menggunakan pasokan bahan dari petani lokal.