Dinding-dinding gereja ini juga memiliki banyak jendela yang dihiasi dengan kaca pateri yang masih asli.  Namun menurut Bu Shirley, sebagian lantainya ada yang sudah diganti karena rusak  namun sebagian besar masih asli.
Setelah puas melihat bagian dalam, saya kemudian kembali ke halaman dan berfoto di depan pintu utama dengan tulisan Haantjes Kerk yang berwarna hijau.
Dengan sejenak mampir ke gereja ini, kita jadi lebih mengenal sejarahnya yang panjang, kisah-kisah menarik di dalamnya dan juga bahkan tahu bahwa PNIEL sebenarnya bukan singkatan.Â
Waktu sudah mendekati sekitar pukul 11.30 siang. Sebelum lupa, kam segera kembali ke kawasan Gang Belakang Kongsi untuk mengambil cakue dan kue bantal Koh Atek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H