Kisah ini masih berkaitan dengan kegiatan Wisata Kreatif Jakarta dalam rangkaian acara Festival Kebhinekaan ke 6, yaitu berkunjung dan mengenal berbagai tempat ibadah yang ada di Jakarta dan sekitarnya.
Pada kunjungan ke Sikh Temple atau Gurdhwara di Kawasan Pasar Baru Temple, peserta terdiri dari berbagai kelompok, baik umum maupun komunitas termasuk dari pemuda Ahmadiyah. Â Ternyata beberapa pemuda yang sebagian besar masih berstatus pelajar SMK dan SMP ini datang terlambat ke Sikh Temple sehingga ketika rombongan utama sudah mulai bergerak untuk berkunjung ke tempat selanjutnya, yaitu Kelenteng Sin Tek Bio, mereka belum sempat melihat bagian dalam tempat ibadah agama Sikh ini.
Akhirnya Mbak Ira Latief menyarankan agar saya mengajak mereka ke dalam dan sejenak menjelaskan sedikit banyak mengenai tempat ini. Tentunya karena saya sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke tempat ini termasuk pagi sebelumnya. Â Tugas sebagai pemandu wisata dadakan ini pun saya terima dengan senang hati. Â Penutup kepala yang sempat saya buka kemudian dipakai kembali dan saya memulai tur singkat untuk beberapa remaja yang dengan bersemangat mengikutinya.
Seperti biasa, penjelasan dimulai dengan sejarah singkat kedatangan orang Sikh dari India ke Indonesia yang dimulai sejak sekitar abad ke 18 dan kemudian banyak menetap di Jakarta dan mendirikan rumah ibadah. Â Sikh Temple di Pasar Baru ini didirikan pada 1955 seperti tertera pada sebuah prasasti yang ada di dinding. Â Lalu diikuti dengan penjelasan singkat mengenai prasasti untuk mengenang para orang tua yang telah meninggal yang juga banyak ada di seantero bangunan ini.
Jalan-jalan di Sikh Temple berlanjut ke ruangan di lantai bawah tempat sebagian umat sedang duduk bersantai. Tempat ini juga bisanya dijadikan tempat beribadah dimana kaum lelaki berada di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri. Â Di tempat ini pula tadi pagi rombongan kami dijamu minuman teh tarik yang nikmat yang disebut chai.
Salah satu tempat yang menarik dan tidak boleh dilewatkan adalah tempat membaca kitab suci Guru Grant Sahib dan juga menjelaskan sekilas mengenai Guru Nanak, yaitu Nabi yang pertama kali membawa agama Sikh pada abad ke 15 dan dilanjutkan hingga guru ke sepuluh yaitu Guru Gobind Singh. Â
Tur singkat berlanjut ke dapur tempat memasa berbagai jenis makanan vegetarian. Â Di ruang makan dekat dapur juga masih banyak Jemaah atau umat yang sedang makan bersama yang biasanya disebut dengan Langar.Â
Nah kemudian kami juga melihat beberapa informasi di dinding mengenai agama Sikh. Kali ini judulnya adalah Sikh Heritage dimana ada penjelasan mengenai kilasan secara sejarah sejak Guru Nanak hingga Guru Gobind Singh dan juga kitab suci Guru Grant Sahib. Juga ada sekilas penjelasan mengenai 5 Takht dalam agama Sikh, yang salah satunya adalah Akal Takht yang ada di Amritsar.
Di dalam Gurdwara ini pula ada beberapa gambar atau foto Golden Temple di Amritsar, Punjab, yang merupakan tempat suci bagi umat Sikh. Â Golden Temple yang disebut juga Sri Harimandir Sahib.Â
Ketika melihat Golden Temple ini secara tidak sengaja saya mengingat sebuah kisah lama, yaitu pembunuhan Perdana Menteri India Indira Gandhi di rumahnya di New Delhi pada 31 Oktober 1984 oleh dua orang pengawal pribadinya yang ternyata penganut Sikh.Â
Nah rangkaian tragedi ini memang bermula dari pergolakan politik di India ketika itu, terutama di Punjab dan Amritsar, yang berpuncak pada Operation Blue Star pada Juni 1984 ketika Golden Temple di Amritsar diserbu oleh tentara India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal.  Karena Indira Gandhi dianggap bertanggungjawab atas kejadian ini, terjadilah pembunuhan atas perdana Menteri yang merupakan puteri  Perdana Menteri pertama India, Jawaharlal Nehru.  Konon hal ini pun dikarenakan adanya Gerakan separatis yang ingin mendirikan negara Khalistan di Punjab dan sekitarnya.
Rangkaian tragedi tidak berhenti di sini. Â Sebagai pembalasan atas kematian Indira Gandhi, kemudian terjadilah Gerakan anti Sikh di Punjab dan tempat lain di India yang mengakibatkan ribuan orang meninggal serta juga rumah dan toko dibakar. Bahkan banyak yang menyebut tragedi ini sebagai genosida yang mengerikan.
Sebuah kisah yang walau sudah terjadi hampir 40 tahun lalu, tetap tidak mudah dilupakan oleh dunia. Â Demikianlah pergolakan politik kadang membuahkan tragedi yang sangat memilukan buat semua.Â
Tur singkat kemudian berakhir, dan kami semua melanjutkan wisata di kawasan Pasar Baru dengan mampir ke kelenteng Sin Tek Bio.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H