Romo juga menjelaskan bahwa dalam ritual Kristen ortodoks ada puasa menjelang Paskah selama 40 hari dari jam 6 sore hingga 3 sore  dengan pantang makan daging.
Selain itu juga ada ibadah harian sebanyak 7 atau 3 kali yang dilakukan  baik di gereja atau di altar di rumah.
Sambil mendengarkan penjelasan Romo, saya juga menikmati indahnya berbagai jenis ikon. Ada sebuah salib besar dan gambar orang orang suci yang kepalanya dihiasi lingkaran yang bercahaya.
Misa atau liturgi diadakan setiap Sabtu dan minggu yang masing-masing melambangkan penciptaan alam semesta sesuai perjanjian lama dan kelahiran, kematian, serta penyaliban Kristus.
Ketika ditanya apakah Kristen ortodoks lebih dekat dengan Katolik atau Protestan, dengan santai Romo Boris menjelaskan bahwa ortodoks lebih banyak memiliki kesamaan dengan Katolik dan bahkan memiliki doa Bapak Kami yang hanya berbeda satu kata yaitu pada kalimat berilah kami rejeki pada hari ini dalam doa Katolik dan berilah kami makanan pada hari ini dalam doa ortodoks.
Sama seperti Katolik, penganut ortodoks juga membuat tanda salib sebelum berdoa. Bedanya adalah arahnya saja yaitu dalam ortodoks setelah di dahi lalu pusat dan bahu kanan lalu kiri sementara di Katolik bahu kiri lalu kanan. Ternyata menurut kepercayaan ortodoks kanan dianggap gelap dan kiri terang sehinga dari kanan ke kiri dianggap dari gelap menuju terang yang dalam Islam disebut Min dZulmatin Ila Nur.
Uniknya lagi dalam Kristen ortodoks juga ada kiblat yaitu arau ketika berdoa dan juga arah altar di gereja. Kiblat ini ada di arah Timur dengan anggapan bahwa Firdaus atau taman eden itu letaknya di timur .
Lalu ketika ditanya apa makna ortodoks, Romo Boris menjelaskan bahwa kata ortodoks sendiri berarti jalan yang lurus sebagai lawan kata jalan sesat yaitu heterodoks. Â Sementara kata Katolik sendiri berarti universal.
Menurut Romo perpecahan Katolik dan Ortodoks terjadi pada 1054 dan uniknya di KTP sendiri penganut Ortodoks ditulis Kristen saja.
Tidak terasa sudah hampir 90 menit kami berdiri sambil mendengarkan penjelasan Romo Boris. Â Dan kerika ditanya Romo juga menjelaskan bahwa Boris merupakan nama baptis yang diambil dari nama orang suci atau Santo dari Rusia.
Kami kemudian berfoto bersama dan acara ditutup dengan makan malam bersama.
Sebuah kunjungan yang sangat bermanfaat untuk mengenal lebih mendalam agama Kristen ortodoks yang selama ini jarang diketahui  ada di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H