Sementara gereja ortodoks Rusia yang ada di Jakarta itu baru ada pada 2004 dan Romo Boris sendiri sudah menjadi rohaniawan sejak 2008.
Selain Rusia dan Yunani, ternyata ada berbagai macam gereja ortodok seperti gereja Koptik Mesir dan gereja Eropa Timur.
Dijelaskan bahwa pada umumnya gereja Kristen ortodoks memiliki penampang berbentuk seperti salib dan salah satu yang paling terkenal di Indonesia adalah Aya Sofia di Konstantinopel atau Istanbul yang sekarang menjadi masjid. Gereja ortodoks baik di Rusia maupun Eropa Timur  memang sekilas mirip masjid karena mempunyai kubah dan menara, yang membedakannya adalah hiasan salib di atas kubah tersebut.
Ruang dalam gereja terdiri dari 3 bagian seperti di Bait Allah, yaitu ruang Kudus, bahtera dan pelataran.
Ruang Kudus merupakan ruang yang hanya dapat diakses oleh rohaniawan dan putra altar sementara jemaat hanya bisa masuk hingga ke bahtera saja.
Di dalam gereja tidak ada kursi kecuali sedikit di dekat dinding karena ibadah umumnya dilakukan dengan berdiri. Tempat duduk di dekat dinding biasanya digunakan untuk orang tua.
Selain berdiri, dalam ritual ibadah yang berlangsung sekitar 2 jam itu jemaat juga melakukant gerakan seperti rukuk dan sujud.
Romo Boris Setiawan  menjelaskan jika ikon -ikon yang ada di gereja ini didatangkan langsung dari Rusia.
Sejenak saya melihat lukisan Yesus yang ada di langit-langit.Â
Ada lingkaran di sekeliling lukisan itu dengan tulisan Tuhan kasihanilah kami, juga ada terjemahan dalam bahasa Inggris dan bahkan Arab, Ya Rob warhamni. Juga ada dalam berbagai bahasa lainnya seperti Georgia dan tentu saja Rusia.