Juga hadir Mas Fransiscus Eko sebagai salah satu aktivis gereja yang menjelaskan bahwa untuk berkunjung ke gereja, kaum perempuan diharuskan memakai penutup kepala. Â Alasannya adalah untuk menunjukkan ketaatan kepada Allah sesuai dengan salah satu ayat dalam 1 Korintus 11. Â
Sekitar pukul 7.15 malam, kami dipersilahkan masuk ke dalam gereja karena Romo Boris sudah siap menunggu.
Pintu gereja ini berwarna kuning keemasan dan di atasnya ada sebuah gambar salib berukuran kecil. Di dekat pintu ada sebuah meja kecil dan di atasnya ada sebuah kotak dengan hiasan ikon dan salib, kemungkinan besar ini kotak untuk kolekte atau sumbangan jemaah buat gereja.
Ruangan gereja benar-benar memberikan nuansa yang lain. Kami seakan dibawa ke sebuah alam transendental yang penuh dengan hiasan gambar ikon orang-orang suci.Â
Bukan hanya di sekeliling dinding melainkan juga sampai ke langit-langit. Â Serasa sangat menyentuh hati siapa saja yang masuk ke sini.
Romo Boris mengucapkan selamat datang dan kemudian sekilas menjelaskan mengenai masuknya gereja Ortodoks ke Indonesia yang dimulai pada 1988 di Solo. Kala itu yang masuk duluan adalah gereja ortodoks Yunani.