Halaman samping ini sangat cantik dan rimbun dengan berbagai jenis pohon  serta hiasan. Di dinding juga ada mural bergambar ikan besar dan seorang samurai gaya Jepang. Di sebelahnya ada mural bergambar pepohonan dengan bunga  sakura.
Di teras belakang gereja kami sempat berbincang-bincang dengan seorang pemuda yang ternyata merupakan putra altar di gereja ini. Â
Dia memperkenalkan diri dengan nama Samuel  dengan nama baptis yang khas gereja ortodok Rusia, yaitu Alypius.
Pemuda ini berusia sekitar 19 tahun dan sudah lebih 4 tahun menjadi penganut Kristen ortodoks Rusia.
Sam cukup banyak bercerita mengenai gereja ini, termasuk hari-hari ibadah atau misa serta pakaian  Romo yang berwarna hitam gelap. Â
Panggilan Romo ini juga  mengingatkan saya akan panggilan di agama Katolik yang sebenarnya berasal dari bahasa Jawa untuk Father atau bapak.
Sam juga bercerita tentang beberapa jenis penutup kepala yang dipakai  rohaniawan Ortodoks.  Ada yang bernama klobuk, kamilavka dan juga skufia.  Selain itu dijelaskan juga bahwa Romo dalam agama Kristen ortodoks ada yang menjalankan selibat (tidak menikah) dan ada juga yang menikah.
Pembicaraan makin asyik dan akhirnya saya menanyakan apa kegunaan bak atau kolam kecil yang ada di halaman samping gereja.
"Itu kolam yang digunakan untuk ritual pembaptisan dan kaligrafi tulisan arab yang ada disana adalah doa Bapak Kami dalam Bahasa Arab," jelas Sam lagi.
Tidak terasa hari sudah semakin sore dan azan magrib sudah menggema. Â Saya sempatkan menumpang salat magrib di resto /Cafe yang ada di sebelah gereja. Â
Akhirnya sekitar jam 7 malam para peserta kunjungan festival kebhinekaan yang datang langsung ke gereja pun sudah lengkap dan acara kembali dibuka resmi oleh Ira Latief sebagai Festival Director dengan menjelaskan sedikit mengenai gereja Kristen Ortodox Rusia. Â