Sontak, kami heran mengapa sepasang buaya yang Bernama Romlah dan Rojali ini ikut hadir di acara HUT WKJ. Â Namun keheranan ini langsung terjawab tuntas ketika dijelaskan bahwa WKJ sengaja membawa sepasang buaya bukan karena ada yang akan menikah, melainkan karena buaya menutur kepercayaan etnis Betawi adalah lambang kesetiaan. Â Dan Romlah dan Rojali ini hadir untuk mengapresiasi kesetiaan yang telah ditunjukkan oleh para peserta tur HUT kali ini.
"Tentu saja yang setia itu adalah buaya yang di air, bukan buaya darat," tambah Mbak Ira lagi sambil tersenyum manis dan disambut dengan tawa riang peserta.
Sebelum sepasang buaya ini dikuliti dan disantap, secara bergiliran, tim WKJ dan peserta juga bergaya bersama  Romlah dan Rojali dengan gaya masing-masing. Yang pasti semua senang dan gembira mendapat kesempatan yang cukup langka ini karena walau beberapa kali hadir pada pesta pernikahan Betawi yang ada sepasang roti buaya, tentunya belum tentu kitab oleh berfoto eksklusif bersama buaya itu.
Selanjutnya, ritual menguliti sepasang buaya yang dilengkapi anak buaya itu dimulai dengan membuka plastik dan kemudian menyobek-nyobek dengan sadis dan mencoba roti itu. Â Kalau bagian ekor atau anak buaya, rotinya rasanya biasa saja karena tidak ada isi, tetapi kalau yang bagian tubuh seperti perut ternyata roti buaya ini pun ada isinya. Rojali dan Romlah yang disantap kali ini ternyata merupakan roti cokelat.
Hari semakin senja dan waktu magrib hampir tiba. Kami semua kemudian berpisah dan mengucapkan sampai ketemu lagi dalam acara WKJ berikutnya. Salah satu yang paling dekat adalah Festival Kebinekaan ke-6 yang akan diadalah beberapa hari dalam minggu terakhir Februari 2023.
Selamat Ulang Tahun ke Enam Buat WKJ dan semoga selalu sukses memberikan senyum keceriaan bagi kita semua.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H