Di beranda terlihat suasana agak sepi. Namun ada brosur dalam berbagai bahasa yang menjelaskan sekilas penjelasan mengenai sejarah dan rancang bangun gereja ini. Cukup untuk menjadi teman self guide tour.
Gereja yang terbuat dari kayu ini dibangun pada 1865-1866 di kawasan tempat tinggal etnis Maori yang Bernama Pipitea Pa yang terletak di tepian pantai kota Wellington. Tidak saja gereja mungil ini cantik jika dipandang dari luar, ketika saya melangkah masuk ke dalamnya, sejenak saya un terkesima dengan keindahan interiornya. Deretan kursi, karpet warna merah , altar serta atap yang lengkungan cantik serta dinding yang dilengkapi kaca pateri membuat suasana tampak sakral dan hening. Â Kebetulan hanya ada beberapa pengunjung saja yang ada di dalam katedral.
Walau sudah bukan merupakan gereja resmi, tempat ini tentunya masih dianggap sacral dan sering digunakan untuk sakramen pernikahan dan juga konser. Â Gereja ini juga sangat bersejarah karena Ratu Elizabeth II bersama suaminya Pangeran Philip pernah berkunjung ke katedral ini pada Januari 1954. Sambil meletakkan batu pertama pembangunan Katedral St Paul yang baru.
Kini, gereja tua nan cantik yang terbuat dari kayu dan bergaya Gotik revival ini terus berdiri tegak dengan gagah nya di Mulgrave Street, tepat di jantung kota Wellington dan siap mengucapkan selamat datang dan berkunjung kepada siapa saja yang mampir ke Wellington.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H