Dalam salah satu kotak kaca, ada  benda berbentuk segi tiga yang terbuat dari emas. Menurut pemandu benda ini merupakan alat yang digunakan sebagai kunci anti selingkuh pagi perempuan yang ditinggal pergi oleh suaminya.  Alat ini disebut dengan nama Badong.  Ternyata Badong juga ada yang dibuat untuk kaum lelaki. Tentu saja bentuknya beda dengan badong untuk perempuan.Â
Puas melihat benda-benda di dalam museum dengan segala kisahnya, kami keluar menuju ke Serambi  belakang. Pada sisi koridor menuju ke tempat kediaman pribadi terdapat  lemari berisi berbagai jenis topeng dan juga arca zaman Hindu.  Di serambi belakang ini ada deretan kursi tempat pengunjung bisa sekedar beristirahat. Juga ada sebuah pemisah ruangan bergambar lambang Mangkunegaran yang cantik.
Di sini juga ada sebuah taman lengkap dengan sebuah kolam ikan dan air mancur di tengahnya.  Di tengah kolam ini ada patung singa yang sangat cantik dengan latar belakang  bangunan yang beratap bersusun tiga yang tidak kalah cantiknya.  Saya mendekat ke kolam dan sejenak menikmati pemandangan ikan-ikan koi yang sedang berenang dengan riangnya.  Patung singa yang menghadap ke empat mata angin di tengah kolam mengingatkan saya akan patung singa di Istana Alhambra di Granada. Mirip walau tentu saja berbeda.
Menurut pemandu, bangsal yang beratap susun tiga ini bernama Pracimayasa dan kata pracimayasa sendiri bermakna Pojok Barat. Lokasi bangsal ini memang di bagian pojok barat taman. Â Bangsal Pracimayasa ini digunakan untuk tempat keluarga puri Mangkunegaran menerima tamu agung.Â
Di sebelah kiri dalam bangsal ini juga ada sebuah ruang makan yang masih digunakan dan tampak megah dan mewah dengan adanya cermin di langit-langit ruangan. Di ruangan makan ini terdapat meja besar dan juga hiasan-hiasan indah baik lukisan kaca patri yang melukiskan beberapa lelaki berpakaian tradisional Jawa sedang bermain gamelan lengkap dengan seorang pesinden dan juga  sebuah gading gajah berukir indah yang dipamerkan di dalam kotak kaca. Juga ada beberapa lukisan dan patung-patung di ruang makan ini.
Demikianlah kunjungan di Pura Mangkunegaran secara resmi berakhir. Saya juga sempat mampir toilet dengan interior yang lumayan mewah dan lantai yang memiliki ubin yang ciamik. Di sini saya juga sempat melihat koridor yang megah dengan deretan dinding warna hijau muda yang khas dan tiang-tiang warna putih yang memanjang jauh. Â Dan dari sekian banyak hal berkesan dalam kunjungan ke Pura Mangkunegaran ini, ada satu yang sulit dilupakan, yaitu melihat sendiri alat Bernama Badong baik untuk perempuan atau lelaki yang memiliki fungsi sebagai alat pencegah selingkuh.