Sudah cukup lama saya tidak bermalam di kota Solo, kota di Jawa Tengah yang selalu memiliki banyak kenangan. Â Selama beberapa tahun akhir-akhir ini, saya hanya berkunjung dan mampir tanpa menginap.
Kali ini saya menginap di sebuah hotel di kawasan Kampung Batik Laweyan pada awalnya saya mengira hotel ini biasa-biasa saja karena memang termasuk hotel berbintang 4 yang cukup banyak di kota Solo ini.
Namun pagi tadi saya mencoba makan pagi di restoran di lantai dua. Â Suasana di restoran sekitar pukul 8 pagi lumayan ramai, namun masih banyak kursi dan meja yang tersedia. Â Sekilas pilihan makanan cukup beragam.
Sebagaimana biasa saya memulai makanan dengan mencoba buah-buah potong seperti pepaya dan semangka. Lalu mencoba berbagai jenis salad dengan berbagai dressing.  Masih seperti biasa  seperti di kebanyakan hotel-hotel lain.  Namun ketika melihat ada berbagai pilihan jamu seperti bratawali saya mulai melihat ada hal yang khusus di hotel ini. Saya sempat mencoba berbagai jenis jamu tradisional Jawa.
Namun di pojok lain ada lagi gerai khusus untuk minuman alias wedang tradisional Jawa. Lokasinya tepat di sebelah teh  tubruk. Ini lumayan istimewa, jarang ada hotel yang menyediakan minuman khusus untuk wedang. Ada jahe serai, kapulaga cengkeh dan berbagai jenis rempah.  Untuk pemanisnya di sediakan gula batu yang warna putih.  Kita bisa memesan jahe atau berbagai ramuan sesuai selera. Wah lumayan menarik..  Pilihan teh tubruk di sebelahnya juga cukup banyak dan menarik.
Selain itu ada juga berbagai rebusan seperti kacang rebus, dim sum jagung rebus, ubi rebus yang lumayan lezat. Â Di sudut lain ada pilihan mie Jawa, baik goreng maupun godhok. Saya sempat mencoba mie godok dan rasanya tidak kalah dengan berbagai resto dan warung Bakmi Jawa terkenal di Yogya yang telah saya coba.
Bukan Cuma bakmi Jawa juga ada pilihan berbagai makanan utama baik lontong , sayur tumpang, pecel dan berbagai kuliner khas Jawa lainya. Â Untuk sambal pun banyak sekali pilihan baik sambal ijo,sambal terasi, dan berbagai jenis lainnya.
Di sudut lain, juga ada berbagai jenis kudapan tradisional. Berbagai jenis bubur, dari kacang ijo, ketan hitam, Mutiara, bubur sum sum dan juga jenang gerendhul.. Karena penasaran, saya mencoba jenang grendhul yang ternyata mirip ronde. Saya campur sedikit dengan bubur Mutiara.
Belum puas saya berjalan lagi mengelilingi restoran dan menemukan pojok makanan tradisional seperti goreng pisang, bakwan, ubi, tahu, tempe dan masih banyak lagi. Saya hanya semat menjajal bakwan dan pisang goreng. Â Â
Tentu saja di hotel ini juga tersedia berbagai jenis makanan utama yang biasa ada di hotel seperti nasi goreng, berbagai jenis sayuran, bubur ayam soto dan juga makanan internasional seperti sushi, spageti, dan berbagai jenis sosi. Â Ada juga pojok yang menyediakan berbagai jenis telur baik setengah matang maupun omelet.
Namun yang paling berkesan dan nikmat adalah sajian berbagai jenis wedhang di sini sehingga saya mencoba berbagai jenis baik jahe dan sere, maupun dengan berbagai jenis ramuan dan remah sehingga menghasilkan minuman dengan berbagai aroma dan rasa yang segar sekaligus menyehatkan dan khas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H