Nah selain itu di dalam museum ini kita juga bisa melihat banyak patung para tokoh pahlawan perjuangan yang menghiasi sekeliling museum yang bentuknya bundar ini. Ada tokoh Kebangkitan Nasional seperti dr. Wahidin, K.H Ahmad Dahlan dan bahkan juga Agustinus Adi Sucipto yang namanya diabadikan menjadi lapangan terbang di Yogyakarta.
Selain patung, di sekeliling dinding juga dipajang lukisan-lukisan bersejarah yang menceritakan lintasan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya yang terjadi di Yogyakarta. Ada juga diorama kecil mengenai sejarah kepanduan dan pramuka.
Kita bisa melihat sekilas sejarah dan seragam dari Pandu Rakyat, Hizbul Wathan, Kepanduan Bangsa Indonesia, hingga Pramuka.
Ada juga sejarah menarik yang dapat dipelajari di museum ini yaitu amanat 5 September 1945, yaitu merupakan pernyataan bergabungnya Yogyakarta ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dinyatakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paku Alam VIII.
Sebuah kisah sejarah yang mungkin jarang diketahui bagi rakyat Indonesia di luar Yogyakarta. Di sini digambarkan dengan dua amanat yang mengapit Bung Kano dan Bung Hatta yang sedang membacakan teks proklamasi.
Sejenak saya memerhatikan arsitektur gedung yang indah namun sepi ini. Jendela-jendela kaca di bagian atas memberikan penerangan alamiah terhadap gedung ini.
Di sini ternyata juga ada tangga menuju ruangan bawah yang dulu pernah menjadi lokasi sementara Museum Sandi. Museum Sandi sendiri sekarang sudah mempunyai lokasi permanen di Kawasan Kota Baru. Di ruangan bawah ini sedang diadakan pameran sementara bertajuk Melihat Indonesia Melalui Mata Uang.