Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dua Jam Dalam Kesunyian di Museum Perjuangan Yogya

30 Januari 2023   10:40 Diperbarui: 2 Februari 2023   20:05 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunting Syafrudin| Dokumentasi pribadi

Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata paling populer di Indonesia. Setiap musim liburan dan akhir pekan kota ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik mancanegara maupun Nusantara. Karena ini kalau kita berkunjung ke berbagai kawasan yang popular seperti Malioboro dan sekitarnya baik tempat wisata maupun museum selalu ramai dikunjungi.

Namun kali ini saya sempatkan diri juga mampir ke berbagai tempat yang sedikit off the beaten track dari jalur wisata populer di Yogya dan menemukan tempat-tempat yang tidak kalah menarik, namun agak sepi dari serbuan pengunjung.

Pagi itu sekitar jam 10 saya berkendara dari kawasan Alun-Alun Kidul dan kemudian melewati Plengkung Gading terus belok ke arah timur menyusuti Jalan MT Haryono hingga sampai di Lampu Lalu Lintas Pojok Benteng Wetan dan terus ke jalan Kolonel Sugiyono.

Tidak jauh, sekitar 400 meter saya belok kanan dan sudah sampai di Museum Perjuangan. Jalan yang besar dan lapang kelihatan menyambut kedatangan saya.

Main Bola| Dokumentasi pribadi
Main Bola| Dokumentasi pribadi

Sebuah tiang bendera yang tinggi dan sang saka merah putih yang berkibar gagah ada di depan sebuah gedung nama megah yang berbentuk bundar indah. Di depannya tampak anak-anak sedang bermain bola. 

Di atas gedung berbentuk bundar mirip silinder ini ada hiasan yang mirip dengan topi baja atau sekilas mirip juga dengan pagoda atau candi. 

QR Code| Dokumentasi pribadi
QR Code| Dokumentasi pribadi

Saya berjalan mendekati gedung. Di sebelah kiri ada sebuah QR Code dan beberapa foto serta penjelasan mengenai gedung museum ini. Lumayan untuk sekadar mengetahui sejarah dan bentuk arsitekturnya yang cukup unik. 

Ternyata gagasan untuk membangun museum ini dimulai pada peringatan setengah abad hari kebangkitan nasional pada 1958 dan peletakan batu pertama dilakukan oleh Sri Paku Alam VII pada 1961 dan selesai pada 1963.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun