Pagi itu saya kembali berkunjung ke Perpustakaan Nasional di Jalan Salemba Raya Jakarta Pusat setelah kunjungan terakhir beberapa bulan lalu bersama rombongan YPTD. Â
Seperti biasa saya naik TransJakarta dari halte BNN dengan tujuan Ancol dan turun di halte Salemba Carolus yang ada di dekat Apartemen Capitol Park Residence dan hanya berjarak sekitar 200 meter dari Perpustakaan Nasional.
Kunjungan ke perpustakaan berjalan lancar. Kamu menyerahkan buku-buku terbitan YPTD di lantai 5 Gedung E. Â Di sini banyak disimpan ribuan buku yang baru saja diserahkan dari seluruh penerbit di Indonesia. Â Buku-buku itu bertumpuk menggunung dan menjadi pemandangan yang unik.
Selesai dari Gedung E, perjalanan dilanjutkan ke lantai 2 Gedung A yang merupakan ruang Layanan ISBN. Disini YPTD melakukan konsultasi untuk perubahan persyaratan penerbitan ISBN. Â Namun selain ISBN disini juga diterbitkan ISMN. Â
Apa itu ISMN? Â Ternyata ISMN menyiapkan singkatan International Standard Music Number yang merupakan kode khusus betul 13 digit alfanumerik yang diberikan untuk karya cipta berupa partitur musik.
Selain menjadi identitas unik suatu karya musik berupa partitur atau buku, dengan  memiliki ISMN, maka suatu karya musik akan mempunyai kepastian hukum dalam bentuk hak cipta pengarang.
Di samping itu, ISMN juga bisa digunakan sebagai referensi untuk menelusuri suatu karya serta sekaligus melindungi, melestarikan dan menyimpan karya tersebut.
Di lobi Gedung A ini juga terdapat sebuah poster bergambar JK atau Jusuf Kala dengan pesan yang menarik mengenai buku.
"Buku adalah jantung dan hal prinsip pokok untuk kemajuan kita semua. Ayo baca buku," demikian pesan pak JK.
Di halaman perpustakaan Nasional, rombongan YPTD juga sempat berfoto bersama sebagai kenang-kenangan sebelum makan siang.
Selepas makan siang saya kembali ke halte busway Matraman. Â Sebenarnya saya lebih suka kembali melalui halte Salemba Carolus, tetapi karena eskalator di halte ini ternyata tidak beroperasi, maka rasanya sangat tidak nyaman menaiki tangga eskalator yang tidak berjalan.
Sayang sekali eskalator yang diresmikan Jokowi sebagai Gubernur DKI pada 6 Maret 2013 Â itu ternyata sekarang kondisinya kurang terawat. Â Atau memang hanya beroperasi pada jam tertentu saja?
Kebetulan di dinding tangga ada prasasti yang ditandatangani dan bertuliskan:
Dengan rahmat Tuhan yang maha esa, Kaki Tangga JPO Ber-eskalator Corporate Social Responsibility The Capitol Group diresmikan oleh Gubernur DKI.
Hampir 10 tahun berlalu. Â Mengapa hanya sedikit JPO TransJakarta yang dilengkapi dengan eskalator di Jakarta ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H