Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ini Calon Ketua Umum PSSI yang Mirip dengan Obama

16 Januari 2023   18:47 Diperbarui: 16 Januari 2023   18:55 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa kepemimpinan Ketua Umum PSSI  Mochamad Iriawan  alias Iwan Bule akan berakhir pada Februari 2023 mendatang bersamaan dengan akan diselenggarakannya Kongres Luar Biasa dimana Ketua PSSI yang baru akan ditentukan.

Dalam sejarahnya, posisi Ketua Umum PSSI ini memang cukup ngeri-ngeri sedap alias menarik sekaligus menantang dan penuh dengan intrik dan kontroversi. 

Ada baiknya kita sejenak menapak tilas masa kepemimpinan Iwan Bule selama menjabat sejak 2019 hingga kini.  Kalau mau obyektif, sebenarnya prestasi PSSI di bawah asuhan Iwan Bule tidak lah seburuk yang sering digembar-gemborkan. 

Hanya mungkin ekspektasi dan harapan masyarakat saja yang mungkin terlalu tinggi dan muluk. Misalnya saja Indonesia sudah lama tidak merebut medali emas di SEA Games dan juga belum pernah menjadi Juara Piala AFF.

Namun dari segi lain cukup banyak prestasi mentereng Iwan Bulu yang bisa diukur dengan angka dan data. Misalnya saja peringkat Tim nas PSSI yang meningkat cukup tajam dari 179 ke 151.  Selain itu Indonesia juga berhasil masuk ke perebutan Piala Asia di Uzbekistan pada 2023 mendatang ini.

Bahkan salah satu prestasi yang juga bisa diraih selama kepemimpinan Iwan Bule adalah sukses ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U20- pada tahun 2023.  Suatu kesempatan yang tentu saja cukup langka dan bergengsi serta memberikan banyak kemungkinan yang terbuka lebar ke depannya.

Tentu saja masih banyak yang belum diperoleh. Misalnya kalau kita mengharap bisa lolos ke Piala Dunia misalnya. Tapi siapa tahu Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 mendatang dengan bertambahnya jumlah peserta dari 32 menjadi 48 tim sekaligus meningkatnya jatah untuk negara-negara Asia.

Nah dalam Kongres Luar Biasa nanti, akan ditunjuk siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan di PSSI sekaligus mengemban banyak Amanah dan harapan selama beberapa tahun ke depan.

Ada beberapa nama yang muncul sebagai calon kuat, misalnya saja Erick Thohir dan juga La Nyala Mattalitti yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketum periode 2015-2016 lalu. 

Selain itu mantan Sekjen PSSI Ratu Tisha juga telah mencalonkan diri sebagai Calon Waketum PSSI.  Dan ada juga nama Andre Rosiade, Penasihat Klub Semen Padang FC yang juga anggota DPR, yang ikut meramaikan bursa calon Waketum.  Dalam pemilihan kali ini paket Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum memang terpisah dan bukan satu paket.

Lalu bagaimana hitung-hitungan tentang sosok mana yang paling cocok menjadi ketua umum dan wakil ketua umum. Mari sejenak kita menelaah rekam jejak para tokoh yang telah mengajukan sebagai calon tersebut.

Yang pertama adalah La Nyala Matilliti. Tokoh ini memang merupakan salah tokoh yang paling kontroversial dalam sejarah PSSI.  Namun La Nyala juga merupakan sosok yang memiliki latar belakang pengusaha yang memang sudah sejak lama berkiprah di PSSI dan politik.  

Namun ketika menjadi Ketua Umum PSSI, La Nyala juga terkena skandal tuduhan korupsi sehingga harus mundur dan semat juga menyebar kontroversi soal hoaks Jokowi dan mahar puluhan Milyar bila ingin menjadi gubernur.   

Karena itu banyak pihak termasuk netizen yang kurang mendukung La Nyala sebagai Ketua Umum. Namun bisa saja eliau nanti terpilih karena yang memilih dan menentukan toh bukan netizen.

Salah satu hal yang mendorong La Nyala untuk kembali ke puncak pimpinan PSSI adalah ingin membayar hutang. Yaitu dulu belum sempat memajukan PSSI dan dunia sepak bla Indonesia, dan kini bila diberi kesempatan untuk menjadi Ketum periode 2023 tentunya u=ingin membayar hutang tersebut dengan memajukan PSSI. Siapa tahu bisa juara Piala AFF, atau bahkan Asean Games serta maju ke Piala Dunia.

Sementara Andre Rosiade yang mencalonkan diri sebagai wakil ketua umum menjanjikan banyak kemajuan jika dirinya diangkat menjadi waketum antara lain menjadikan liga SSI menjadi lebih profesional, misalnya saja dengan menggunakan teknologi VAR.

Ratu Tisha ternyata hanya mencalonkan diri sebagai waketum karena sadar diri masih banyak kekurangan dan banyak calon lain yang lebih pantas untuk menjadi ketua umum. Walaupun begitu beliau ini sesungguhnya mempunyai rekam jejak dan pengalaman yang cukup banyak di PSSI.

Nah sekarang kita akan membahas ke calon ketua umum yang paling banyak pendukungnya di dunia maya, yaitu Erick Thohir. Menteri BUMN yang juga seorang pengusaha yang tajir ini tentu saja banyak memiliki pendukung untuk menjadi nakoda PSSI.

Salah satunya adala janji beliau untuk menerapkan sepak bola yang bersih seakan-akan memberikan sinyal yang positif bagi dunia sepak bola di Indonesia. Selain itu Erick Thohir juga dianggap sangat pas menjadi nakoda PSSI karena mempunyai pengalaman segudang di dunia sepak bola internasional karena pernah menjadi Presiden Inter Milan dan juga saat ini merupakan pemilik saham mayoritas Oxford United dari Inggris.

Erick Thohir pun diangga sebagai tokoh muda yang memberikan harapan besar. Kiprahnya sebagai Menteri BUMN juga dianggap sukses oleh banyak orang.  Jadi selain sepak bola yang bersih, Erick seakan akan menjual harapan atau hope.  

Jadi ingat akan munculnya Obama sebagai capres di Amerika Serikat pada 2008 lalu. Obama pun memberikan hope atau harapan Dan Hope ini pula yang membawa Obama sukses menjadi orang nomor satu di AS selama dua periode.

Pertanyaannya, apakah harapan yang sama ini pula yang akan membawa Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI untuk periode 2023. Apakah untuk itu beliau juga siap melepaskan kedudukannya sebagai menteri BUMN. 

Mana yang lebih bergengsi di antara dua posisi itu. Semuanya tentu kembali ke Erick Thohir.  Mungkin saja beliau menganggap kiprahnya sebagai Menteri BUMN diangga sudah sukses dan lagi pula waktunya tinggal setahun lagu, sementara kesempatan untuk menyumbangkan diri dan bakti untuk dunia sepak bola masih terbuka lebar untuk empat tahun mendatang.

Siapa tahu harapan itu menjadi kenyataan dan Indonesia dapat menoreh prestasi lebih banyak di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Juara SEA Games dan kalau bisa paling tidak merebut medali di Asian Games. Serta siapa tahu mampu melenggang ke Piala Dunia 2026 atau pun menjadi tuan rumah piala Dunia 2030 atau 2034 nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun