Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tenggelamnya Kapal Itata, Titanic dari Chile yang Terlupakan

13 Januari 2023   16:36 Diperbarui: 13 Januari 2023   16:41 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan pembaca mungkin pernah menyaksikan film Titanic yang dibuat pada 1997 dan disutradarai James Cameroon dengan bintang top saat itu Leonardo di Caprio.  Kini film roman yang menceritakan tenggelamnya kapal legendaris itu akan diputar kembali dengan versi 3 D yang lebih memesona.

Kapal Titanic menjadi sangat terkenal karena merupakan kapal paling mewah yang dianggap tidak bisa tenggelam, namun ternyata tenggelam pada pelayaran perdana pada April 1912 dari Southhampton, Inggris menuju New York.  Bencana ini hingga saat ini masih merupakan bencana laut paling hebat dan menelan korban paling banyak. Sekitar 1500 lebih penumpangnya meninggal dari lebih 2200 penumpang dan awak yang ikut pelayaran naas itu.

Kapal Titanic: Kompas.com
Kapal Titanic: Kompas.com

Namun perjalanan kita kali ini bukan untuk mencari atau mengetahui lebih lanjut mengenai Titanc. Melainkan untuk sekedar mengenal sebuah kisah yang mirip, yaitu tenggelamnya sebuah kapal yang juga memakan korban lebih dari 500 orang.  Kapal ini tenggelam di sebuah pantai Bernama Punta Los Choros yang jaraknya sekitar 600 kilo meter di sebelah utara Santiago dan terletak di tepian Samudra Pasifik.

Namun berbeda dengan Titanic yang dikenal luas di dunia internasional, nasib kapal yang tenggelam pada Agustus 1922 ini memang kurang dikenal bahkan di chile sendiri. 

Prasasti batu di Los Chorros:  biobiochile
Prasasti batu di Los Chorros:  biobiochile

Di sebuah kota kecil Bernama Los Choros, di sebuah kawasan di dekat pantai ada sebuah monumen dengan sebuah Salib besar  Dan tepat di kaki salib raksasa ini terdapat sebuah prasasti dari batu yang diukir dengan kata-kata: "Paz a Los Naufragos del Itata 22-8-1922, Los Choros 22-8-85,"    Damai untuk korban tenggelamnya Itata 22-8-1922, Los Choros 22-8-85.  Ini menandakan bahwa prasasti dengan penanda salib ini sendiri baru dibuat pada Agustus 1985 menandai 63 tahun peristiwa tenggelamnya kapal Itata.  Selain itu di sebuah lapangan atau Plaza di kota kecil Los CHorros ini, ada sebuah dinding yang dihias dengan gambar tenggelamnya kapal Itata ini, 

Lalu bagaimana kisah tenggelamnya kapal Bernama Itata ini. Yuk kita bahas secara lebih mendalam lagi.

Kapal uap Bernama  Itata ini konon dibuat di pada 1871 di Liverpool, Inggris dan pernah dipakai sebagai kapal perang di Samudra Pacific ketika Chile terlibat perang deng Peru dan Bolivia pada 1879.  

Pada saat kecelakaan kapa uap itu dioperasikan oleh perusahaan yang Bernama Compania Sudamerica de Vapores yang mengangkut penumpang baik orang dewasa, perempuan dan anak-anak dengan tujuan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di kawasan utara dan bekerja di industri nitrat.

 Pada hari yang naas itu, sekitar pukul 11 pagi Itata berlayar meninggalkan Pelabuhan Coquimbo dengan sekitar 500 penumpang menyusuri pantai Pasifik menuju ke utara dengan tujuan Antofagasta dan Tarapaca.   

Tetapi kapal uap itu tidak pernah sampai di tujuan. Hanya beberapa jam setelah melepas jangkar dari Coquimbo dan ketika berada di sekitar Punta de Chorros, cuaca burut disertai hujan lebat dan angin topan membuat kapal itu karam hanya dalam waktu beberapo menit saja.  Ratusan orang harus kehilangan nyawa dan konon hanya ada 26 orang yang berhasil selamat.

Kisah dan drama selama tenggelamnya kapal Itata ini dapat direkonstruksi ulang berkat cerita salah seorang penyintas alias sobrevivientes yang menulis sebuah buku bejudul "La catstrofe del Itata, memorias de un sobreviviente".  

Penulis buku ini Bernama  Jorge X.  Konon buku tua nan langka ini masih disimpan di perpustakaan di sebuah museum di Vaparaiso, yaitu El Museo Martimo de Valparaso. Valparaiso sendiri merupkan sebah kota Pelabuhan di sebelah barat Santiago yang merupakan tempat asal kapal Itata berlayar sebelum berlabuh di Coquimbo.

Pada sampul buku ini ada gambar sebuah kapal uap yang berlayar di atas ombak dan kemudian di depannya ada gambar yang melambangkan kematian, yaitu tengkorak atau cavalera dalam bahasa Spanyol.

Dan buku yang halamannya sudah menguning ini di dibuka dengan kalimat penulisnya menyapa pembaca:

"Mi querido amigo: Estas pginas son notas reales de una terrible realidad. De esa realidad que yo viv durante largas horas, en medio del mar..."

"Sahabatku terkasih: Halaman berikut ini berisi tentang sebuah catatan kisah nyata yang mengerikan. Kisah nyata yang saya alami dalam waktu yang panjang, di tengah lautan,...."

Dikisahkan bagaimana penulis memulai perjalanan dengan naik kereta api dari La Serena ke Pelabuhan Coquimbo dan kemudian melanjutkan perjalanan berlayar dengan Itata. Namun kapal itu sesampainya di Punta Los Chorros harus melewati cuaca yang sangat buruk dan dikisahkan juga dengan sangat rinci detik-detik kapal itu tenggelam... Dan bagaimana Jorge sendiri akhirnya bisa selamat sampai ke pantai dengan bantuan seekor sapi dan beberapa batang kayu. 

Kapal tersebut memang mengangkut banyak barang termasuk sapi  dari Valparaiso.

Demikian sekilas kisah tentang tenggelamnya kapal El Vapor Itata atau Kapal uap berama Itata.  Tragedi ini memang tidak terkenal di dunia internasional dan juga bahkan di Chile sendiri. 

Peristiwa tenggelamnya kapal Titanic di laut Atlantik sendiri mungkin jauh lebih terkenal. 

Kapal Tampomas II: Kompas.com
Kapal Tampomas II: Kompas.com

Membaca mengenai tragedi  di Chile ini, saya jadi teringat peristiwa serupa di tanah air, yaitu tenggelamnya Kapal Tampomas II pada yang menewaskan 143 penumpang daan 283 orang hilang dari lebih sekitar 1200 penumpang pada 27 Januari 1981, sekitar 42 tahun lalu.  Sebuah tragedi yang juga sudah hampir dilupakan di negeri ini.

Kalau kita bertanya kepada generasi muda sekarang, mungkin Sebagian besar pun tidak atau belum pernah mendengar tentang tenggelamnya Tampomas II, apalagi tenggelamnya El Vapor Itata nun jauh di Chile.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun