Di anjungan kebetulan suasana lumayan ramai. Ada sekitar beberapa belas orang di sana yang Sebagian besar antre untuk selfie dengan latar belakang Tugu Selamat Datang, Air Mancur dan juga Hotel Indonesia serta gedung-gedung pencakar langit di Jalan Sudirman. Sebagian besar para remaja, ada juga ibu-ibu dan anak-anak. Selain Hotel Indonesia yang sekarang Bernama Hotel Kempsinki, ada Menara BCA, Hotel Mandarin dan juga Kedutaan Jerman.
Setelah sejenak mampir ke anjungan, saya alihkan pandangan ke gedung-gedung di sekitar kawasan ini. Ada Wisma Nusantara yang merupakan slah satu gedung pencakar langit yang paling pertama dibangun di Jakarta. Di dekatnya ada Hotel Pulman yang dulu pernah Bernama Hotel President. Sementara di seberangnya ada Plaza Indonesia dan Hotel Grand Hyatt.
Di tempat ini juga ada informasi mengenai Jaklingko dan ajakan untuk naik TransJakarta sambil hangout ke kawasan Integrasi CSW. Â Ada gambar lokasi ini dengan latar belakang Gedung ASEAN.
Menjadikan fasilitas transportasi umum di suatu kota sebagai tempat wisata yang ikonik sebenarnya bukan merupakan hal yang baru dan hanya ada di Jakarta. Saya langsung ingat dengan kota favorit saya, yaitu Moskwa dengan stasiun metronya yang indah bak istana. Â Stasiun metro di Moskwa, terutama yang dibangun di era Stalin memang terkenal sangat indah. Walau mungkin kala itu dibangun bukan dengan tujuan untuk dijadikan tempat wisata melainkan sebagai persembahan untuk rakyat, Â tidak dapat disangkal realitas bahwa di kemudian hari stasiun metro di Moskwa menjadi salah satu destinasi wisata tersendiri.
Nah siap tahu, nanti halte-halte Trans Jakarta sepeti di Bundaran HI, Kawasan Integrasi CSW dan juga di kawasan Sudirman pun bisa menjadi andalan wisata di Jakarta yang menarik bukan hanya wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H