Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Ini yang Akan Terjadi Jika Aturan ERP Diterapkan di Jakarta

11 Januari 2023   12:01 Diperbarui: 11 Januari 2023   16:55 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ERP atau jalan berbayar (Shutterstock)

Nah untuk itu marilah sejenak kita bermain dengan data. Berapa banyak penduduk Jakarta atau bahkan Jabodetabek. Dan berapa banyak yang menggunakan transportasi umum seperti trans Jakarta, KRL LRT dan MRT. Berapa kapasitas MRT, LRT dan KRL?  Serta berapa banyak yang menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.

Nah ketika mencari data yang akurat ini saya sempat sedikit kaget karena banyak sekali data yang menunjukkan jumlah yang berbeda-beda. Namun anggap saja bahwa pengguna KRL adalah sekitar 1,2 juta orang per hari pada 2022.

Nah jumlah ini diharapkan meningkat menjadi 2-3 juta orang per hari. Menambah jumlah pengguna tentunya tidak semudah perkiraan. Salah satunya adalah dengan menambah kapasitas baik frekuensi perjalanan, jumlah gerbong, atau juga jumlah jalur dan jumlah stasiun. 

Lalu bagaimana dengan pengguna Trans Jakarta?

Menurut berbagai sumber, jumlah pengguna Trans Jakarta juga sudah mencapai angka sekitar 800-900 ribu orang per hari. 

Sementara pengguna MRT Jakarta juga masih sangat sedikit yaitu sekitar 65 ribu orang dan bahkan LRT Jakarta juga masih sangat sedikit. Pengguna ini akan bertambah banyak jika jaringannya ditambah lagi. 

Untuk meningkatkan jumlah ini tentunya perlu ditambah lagi jalur dan jumlah bus, mengingat pada jam-jam sibuk tetap saja pengguna harus berdesakkan.

Melihat data di atas sebenarnya rasio pengguna transportasi umum di Jakarta masih belum signifikan dibandingkan dengan pengguna kendaraan pribadi baik roda empat maupun roda dua. Salah satu penyebabnya adalah karena jangkauan dan ketersediaan yang masih belum merata dan waktu tempuh serta keharusan pindah-pindah moda yang masih belum baik.

Kalau kita membandingkan peta kota Beijing dan Jakarta, kita akan kaget dengan banyaknya stasiun Metro atau MRT di sana. Bahkan jumlah penggunanya bisa 9 juta orang per hari. 

Belum lagi pengguna transportasi umum lainnya seperti bus dan kereta komuter. Tetapi kota itu tetap saja macet. Tentunya karena penduduknya juga banyak. Nah Jakarta pun tetap memiliki potensi untuk tetap macet kalau solusinya hanya ERP. 

Pembangunan MRT dan LRT saat ini masih dirasakan terlalu lama dan kurang masif. Seharusnya pembangunan itu yang dikebut. Kalau bisa Jakarta mempunyai ratusan stasiun MRT dan LRT serta ratusan atau bahkan ribuan kilometer jalur. Bila dalam setiap radius satu kilo meter paling tidak ada satu atau lebih stasiun MRT atau LRT, mungkin ERP bisa diterapkan dengan mulus dan orang kaya yang selalu ke mana-mana bermobil akan lebih bahagia karena tidak macet lagi. Sementara yang belum kaya tidak apa-apa pindah-pindah transportasi umum asalkan nyaman dan lancar serta jangan menguras kantong juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun