Uang lembaran 500 Dinar ini bergambar Johan Cvijic, seorang ahli Geografi dan etnologi Serbia yang juga pernah menjabat sebagai presiden Royal Serbian Academy of Sciences dan rektor Universitas Beograd. Â Universitas Beograd ini pula yang pernah memberikan salah satu gelar Doktor Honoric Causa buat Bung Karno pada 13 September 1956 untuk Ilmu Hukum seperti yang saya pernah lihat di Perpustakaan Bung Karno di Blitar.
Selain Serbia, saya juga sempat berkunjung ke Armenia. Di negeri eks Soviet di Kaukasus ini mata uang yang digunakan adalah Dram yang sebenarnya mirip dengan kata Dirham dan berasal dari akar atau asal kata yang sama, yaitu berasal dari Bahasa Yunani yang berarti uang. Â Â Armenia juga merupakan negara di Eropa dengan biaya hidup yang bahkan lebih terjangkau. Â Saat ini nilai tukar AMD atau Armenian Dram sekitar 39 Rupiah. Â Dan harga-harga di Armenia, atau Yerevan ibukotanya juga tidak terlalu mahal untuk ukuran orang Indonesia. Â Secara historis mata uang Dram ini juga dibagi menjadi 100 Luma.Â
Untuk naik taksi di dalam kota misalnya kita bisa naik taksi daring Yandex atau GG dan untuk jarak dekat di dalam kota dengan ongkos sekitar 600 Dram sampai 1000 Dram saja.. Â Mungkin hampir sama dengan di kawasan Jakarta. Â Demikian juga dengan naik bus atau metro yang ongkosnya hanya 100 Dram. Â Bahkan lebih murah dari MRT Jakarta. Bahkan kalau naik taksi onine bisa cukup membayar dengan uang koin saja.
Mata uang kertas yang paling banyak beredar adalah lembaran 1000 dan 5000 Dram sementara untuk koin dengan nilai 100, 200, dan 500, Dram.  Mata uang kertas Armenia umumnya bergambar para tokoh terkenal seperti arsitek Alexander Tamanyan, dan juga penyair  Hovhannes Tumanian.  Oh yah jangan kaget kalau hampir semua nama orang Armenia memang berakhir dengan ian.Â
Dan tentu saja kita juga tidak boleh melupakan negeri Yunani, yang walau saat ini sudah menggunakan mata uang Euro, sebelum 2001, mata uang yang digunakan adalah Drachma yang tentu saja berari uang dalam bahasa Yunani dan kemudian digunakan di negara-negara Timur Tengah atau Islam dengan nama Dirham.
Uniknya istilah dirham ini juga digunakan dalam beberapa mata uang negara lain sebagai pecahan dalam mata uang utama mereka. Â Misalnya saja Dinar Lybia yang dibagi menjadi 1000 Dirham, Â Riyal Qatar yang dibagi menjadi 100 Dirham, Â Dinar Yordan yang dibagi menjadi 10 Dirham dan juga Somoni Tajikistan yang dibagi menjadi 100 Diram. Â Tajikistan sendiri termasuk negara eks Soviet di Asia Tengah.
Demikian sekedar berkelana di negeri-negeri dengan mata uang yang berbeda dan membuka cakrawala bahwa istilah Dinar dan Dirham sebenarnya tidak identik dengan dunia Islam dan memiliki sejarah yang lebih panjang sebelum munculnya Islam sendiri. Bahkan Kata Dinar sendiri sudah digunakan di zaman Romawi dan konon berasal dari kata Dinarius.Â
Terima kasih sudah membaca.