Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nonton Film di Bioskop Satu Tiket untuk Bertiga, Apa Bisa?

27 Desember 2022   18:17 Diperbarui: 27 Desember 2022   18:22 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Ananda (1971): wikipedia

Pada saat ini kalau kita ingin nonton film terbaru, biasanya akan berkunjung ke bioskop atau cinema atau theatre yang ada di mal atau pusat perbelanjaan. Ada beberapa merek bioskop terkenal seperti CGV, XXI atau juga Cinepolis yang sudah ada di Jakarta dan berbagai kota besar lain di Indonesia.

Kisah saya ini sebenarnya hanya sekedar mengenang atau mengingatkan lagi situasi perfilman dan perbioskopan di tanah air di zaman atau abad lampau, terutama ketika saya masih bersekolah di Sekolah Dasar, namun sudah menjadi pecandu film. Bahkan hampir setiap akhir pekan saya selalu merengek meminta uang jajan kepada orang tua yang hampir semuanya digunakan untuk nonton film.  Pada saat itu selain film Indonesia, film-film silat Mandarin dari Hong Kong dan Taiwan, Hollywood dan juga India merajai pasar di Indonesia.

Harga tiket atau kala itu disebut dengan karcis sekitar 200 Rupiah.  Lumayan cukup mahal sebenarnya karena harga semangkuk bakso saja masih di sekitar tiga ringgit atau Tujuh setengah rupiah.   

Maklum ini adalah kisah di sekitar tahun 1970-an.  Uniknya walaupun di bioskop ada klasifikasi film untuk semua umur, 13 tahun ke atas, 17 tahun ke atas dan bahkan 21 tahun ke atas, namun anak-anak di bawah umur seperti saya pun biasanya tetap dijinkan untuk nonton selama memiliki karcis. 

Karena itu tidak mengherankan selain film anak-anak seperti Si Doel Anak Betawi yang dibintangi Rano Karno, film-film Adi Bing Selamet atau Chicha Koeswoyo, saya juga akrab dengan film-film untuk remaja dan dewasa seperti Pengantin Remaja nya Widyawati dan Sophan Sophian, atau juga Beranak dalam Kubur Suzanna, dan bahkan Ratapan Anak Tiri nya Faradilla Sandy. 

Sementara untuk film-film silat Mandarin, siapa tidak kenal ratu silat Chen Pei Pei atau juga David Chiang, Wang Yu dan Lo Lieh.  Sementara untuk film Barat ada nama-nama tenar seperti Elizabeth Taylor dan Richard Byrton dalam Cleopatra atau pun Shopia Loren atau bahkan Charles Bronson.

Salah satu keunikan menonton film pada masa itu, adalah orang tua biasanya boleh mengajak anak kecil untuk nonton dan sering hanya membeli satu tiket saja. Karena itu tidak mengherankan bila anak-anak yang mau nonton bisa saja mendompleng om-om dan berpura-pura menjadi anaknya untuk sekedar melewati penjaga tiket.  Karena pada umumnya tiket tidak diberi nomor kursi. 

Tentu saja pada perjalanan waktu dan juga sesuai dengan permintaan pasar, bila film ramai penonton, pihak bioskop juga menuliskan nomor kursi sehingga penjaga menjadi lebih ketat untuk menyaring anak-anak yang masuk bersama orang tua dan hanya anak-anak yang membeli karcis boleh masuk.

Walau batasan usia menonton jarang sekali dipatuhi baik oleh penonton, orang tua, apalagi penjaga tiket, sesekali pihak pemerintah mengadakan Razia di dalam bioskop untuk menjaring anak-anak yang menonton film untuk 13 tahun atau 17 tahun ke atas. Lucunya saya sendiri pernah terkena Razia nonton film 17 tahun ke atas. Uniknya anak-anak yang kena Razia hanya diminta keluar dan karcisnya dikembalikan dengan perintah ayah atau ibunya saja yang nonton.

Dari sekian banyak pengalaman menonton film di masa kanak-kanak dulu ada sebuah film yang sulit dilupakan, yaitu film Ananda, karya Usmar Ismail yang diperankan oleh Leni Marlina,  Mieke Wijaya, Rachmat Hidayat dan juga Frank Rorimpandey.  Tentu saja film karya terakhir Usmar Ismail  ini bukan film untuk anak-anak.  Namun saya ingin sekali untuk menontonnya sementara jatah uang jajan pun sudah habis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun