Kalau kita jalan-jalan ke suatu kota atau negara, tentunya tidak ketinggalan ingin mencicipi makanan khas atau yang terkenal di negeri itu. Â Demikian juga ketika saya mampir ke Doha. Â Walau sudah mencicipi warteg ala Indonesia, tentunya sesekali ingin makan ala Timur Tengah. Nah ternyata dalam berbagai kesempatan, saya juga bisa mencicipi makanan yang cukup lezat dan nikmat.
Malam itu kami kebetulan jalan-jalan ke kawasan The Pearl yang merupakan pulau reklamasi yang terletak di daerah elite West Bay di kota Doha. Â Lebih sepuluh tahun yang lalu ketika saya pertama kali datang ke Doha kawasan The Pearl ini baru saja selesai dan masih merupakan daerah yang baru berkembang. Sekarang, The Pearl sudah merupakan kawasan yang cukup matang dan lengkap dengan segala infrastruktur baik untuk residensial, hiburan, hotel, dan juga konvensi. Tidak mengherankan kalau The Pearl sering juga disebut sebagai The Arabian Riviera.Â
Pertama-tama kami  sempat mampir ke tempat yang bernama Qanat Quartier, yang merupakan kawasan yang dibuat dengan terinspirasi kota Venesia yang terkenal di Italia. Di sini baik bangunan, jembatan dan kanalnya memberikan pemandangan yang sangat memanjakan mata.Â
Lalu ada lagu kawasan yang disebut dengan nama Porto Arabia yang menghadirkan suasana Laur Tengah dengan marina atau tepian pantai yang penuh dengan deretan kapal pesiar mewah dan juga banyak kafe dan resto yang menarik. Â Dan setelah puas melihat-lihat kami mampir ke Median Centrale untuk melihat-lihat pusat perbelanjaan, plaza terbuka nan cantik dan akhirnya mampir di salah satu restoran yang menjadikan makanan Timur Tengah.
Cukup banyak pilihan menu di resto ini baik dari Qatar, Iran dan juga kawasan sekitarnya. Karena sudah cukup lapar disebabkan sudah cukup Lelah berjalan-jalan di kawasan The Pearl kami memesan beberapa macam menu termasuk sawarma dengan berbagai macam isi baik ayam maupun daging. Â Bahkan lengkap dengan kentang goreng dan roti serta minuman.
Tidak lama menunggu, makanan pun siap di meja. Namun yang mengejutkan adalah ukuran tiap porsinya yang lumayan besar sehingga tampaknya kami memesan terlalu banyak. Satu porsi mungkin bisa untuk dua atau tiga orang. Sehingga walaupun sedang lapar kami berempat tidak mungkin menghabiskan makanan yang tersaji.
Akhirnya sebagian makanan dibungkus saja untuk dibawa pulang dan di makan nanti tengah malam di tempat menginap di kawasan Najma. Â Sebenarnya rasa dan penampilan makanan sudah pas dengan selera kami. Tapi jumlahnya memang terlalu banyak. Â Sejak itu, setiap kali mau memesan makanan, kami lebih baik menanyakan dahulu estimasi ukuran setiap porsinya. Karena satu porsi yang dibilang untuk satu orang di Qatar bisa saja untuk dua atau tiga orang bagi ukuran perut orang Indonesia.
Demikianlah berbekal pengalaman ini, ketika kami mampir ke  kawasan Souq Al Wakrah yang ada di tepian pantai dan mampir di sebuah restoran Timur Tengah, atau tepatnya restoran Lebanon, kami dapat memesan makanan dengan menu dan jumlah yang pas untuk berempat.   Selain berbagai sawarma dan dengan ayam atau  daging, juga dan kentang goreng berbagai jenis hummus , roti nan, dan juga berbagai jenis daging bakar yang disajikan dalam wadah hangat yang ditutup dengan balutan roti yang lezat.  Walau berbagai jenis makanan, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak dan dapat dihabiskan di atas meja restoran.
Demikian sekilas pengalaman dan tips memesan makanan jika berkunjung ke Qatar dan juga negara Timur Tengah lainnya. Â Kita tetap harus hati-hati dengan ukuran satu porsi yang bisa saja muncul dalam ukuran raksasa.
Foto-Foto: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H