Siang itu saya berkelana ke kawasan Kuningan, atau lebih tepatnya ke Epicentrum Mall di dekat Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brojonegoro.
Dari halte TransJakarta Gelanggang Soemantri saya berjalan dan sempat melihat stasiun LRT yang sedang dalam tahap pembangunan. Sudah cukup lama LRT ini dibangun dan sekarang mendekati tahap akhir penyelesaian. Â Dan masih di jalan HR. Rasuna Said ini juga masih bisa disaksikan sebagian tiang-tiang Monorel yang dulu pernah dibangun tetapi dibatalkan.
Memasuki kawasan Epicentrum terlihat gedung-gedung jangkung yang merupakan kompleks kerjaan bisnis  salah satu konglomerat di tanah air.  Ada menara yang menjulang setinggi lebih lima puluh lantai, ada juga gedung-gedung perkantoran dan bahkan belasan menara apartemen. Â
Saya terus berjalan menyusuri jalan Epicentrum Tengah dan tiba di depan sebuah resto bernama Bluegrass Bar & Grill. Â Tepat di depanmu diparkir sebuah mobil berwarna biru benhur.
Yang menarik adalah hadirnya rel tram di sini yang menuju terus ke Epicentrum Mall.  Saya masih ingat sekitar 1 dekade lalu trem direncanakan akan menjadi primadona angkutan di kawasan yang nyaman untuk tempat tinggal yang terpadu dengan bisnis  dan hiburan ini.
Tetapi sama seperti monorel, Jakarta atau kawasan Kuningan hanya bisa bermimpi untuk memiliki trem. Hal ini terjadi karena rencana pengadaan trem untuk angkutan lokal di kawasan Rasuna dan Epicentrum karena sesuatu hal dibatalkan. Â Yang tersisa dan menjadi saksi hanyalah rel bisa yang masih membentang di kawasan ini memasuki Epicentrum mal, bahkan sampai di depan Epicentrum XXI.
Siang itu saya mampir sejenak untuk mengikuti Press Conference dan Press screening film terbaru Ernest Prakasa, yaitu Cek Toko Sebelah II.
Hari baru menjelang senja ketika saya meninggalkan Epicentrum Mall kembali menuju ke halte Trans Jakarta di jalan HR Rasuna Said.Â
Nah ketika berjalan di kaki lima yang lumayan lebar dan nyaman di jalan Epicentrum Utama Raya di depan Pasar Festival, secara tidak sengaja saya melihat benda berbentuk lingkaran yang terbuat dari baja yang memang sering menghias jalan raya atau kaki lima. Â Saya tidak tahu nama resmi benda ini, sebut saja sebuah manhole cover. Â
Secara iseng saya membaca tulisan pada benda yang terlihat lumayan kokoh dan berat tersebut. Â Pada lingkaran terluar terukir kata Rasuna Epicentrum. Lalu di bagian dalamnya ada tiga buah lubang yang mungkin digunakan sebagai akses untuk mengangkat cover ini. Â Dan di lingkaran bagian dalam tertulis huruf D besar dan lalu "Made in France,".
Wah disini baru saya sedikit tertegun. Terus terang jarang sekali saya menemukan produk Perancis di tempat umum di negeri ini. Bahkan mobil Perancis seperti Peugeot, Renault dan Citroen pun sekarang sudah jarang terlihat di jalan-jalan di Indonesia.
Siapa sangka. jalan-jalan ke kawasan Rasuna, malah bertemu dengan benda buatan negeri Om Emmanuel Macron yang tim sepak bolanya baru saja dikalahkan Argentina di final piala dunia Qatar 2022 lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H